Istana Gebang merupakan tempat kediaman Ir. Soekarno yang terletak di Jl. Sultan Agung no 59, Kota Blitar. Luas total dari bangunan ini yaitu 13.200 m². Istana Gebang sendiri dibangun pada tahun 1884 dan arsitektur bangunan ini berasal dari pemilik sebelumnya yang merupakan orang Belanda yaitu CH. Porteir, seorang pegawai kereta api di Blitar.Â
Menurut sumber tertulis yang ada di tempat ini mengatakan bahwa pada tahun 1917 menjadi awal ayahanda dan ibunda Bung Karno datang ke Blitar sebagai guru.Â
Dengan informasi tersebut dapat dipastikan bahwa Bung Karno sekeluarga mulai menempati tempat ini pada tahun 1917. Bangunan ini sekarang merupakan milik dari Pemerintah Kota Blitar kemudian pada tahun 2011, bangunan ini dibuka secara umum dan dijadikan rumah bersejarah yang biasa disebut dengan Istana Gebang.
Saat memasuki bangunan utama akan disuguhkan dengan nuansa khas zaman dahulu yang masih terjaga. Ruang tamu yang banyak berisi foto-foto dari keluarga Ir. Soekarno, foto-foto kegiatan, dan meja kursi yang masih terjaga dengan amat baik.Â
Ruangan ini di dominasi oleh warna putih untuk dinding dan plafon dengan guna untuk membuat ruangan terlihat lebih cerah dan memberi efek yang lebih luas disetiap ruangan.Â
Pada bagian lantai menggunakan tegel berukuran 20x20 dengan motif terazo yang membuat lantai ini terasa awet hingga sekarang dan tidak mudah kusam.Â
Perabotan yang ada menggunakan material kayu dengan ukiran pada beberapa bagian. Gaya desain yang kolonial semakin terasa apabila dilihat dari bentukan pintu, jendela dan bagian atas dari ventilasi.
Pada bagian kamar, kebanyakan kasur menggunakan tudung yang berfungsi untuk melindungi dari serangga. Lemari yang digunakan juga sangatlah simpel dengan kaca yang berada di pintu lemari.Â
Hampir isetiap kamar memiliki jendela dengan desain yang sama dengan gorden putih di dekat kasur. Pada beberapa kamar terdapat wastafel di dalam dan ditambah dengan kaca yang berada di atasnya.Kamar Bung Karno dilengkapi dengan kasur bertudung dan perabot lainya seperti meja rias dengan cermin yang besar dilengkapi dengan
Saat memasuki ruang keluarga, terdapat meja kursi dengan anyaman rotan dan terdapat ukiran-ukiran alur yang khas.Â
Banyaknya perabot yang ada diruangan ini berupa kursi goyang, radio, mesin ketik, buffet foto, lukisan, pajangan dengan ukiran. Satu-satunya barang yang merupakan milik Bung Karno merupakan tongkat kepala gading yang diduplikat dan merupakan hadiah dari perhimpunan India.
Menuju ke bagian  belakang dari ruang keluarga yaitu merupakan area servis yang berbentuk linier membujur Barat-Timur. Area servis yang ada meliputi ruang dapur, kamar mandi, kamar daari pembantu rumah tangga, ruangan yang biasanya untuk menimpan berbagai alat-alat dapur, dan terdapat kamar mandi yang biasanya digunakan untuk rombongan saat presiden datang. Meja makan yang ada berada di lorong tersebut dengan suasana outdoor yang memungkinkan untuk sinar matahari masuk.Â
Tak lupa juga pada area ini juga terdapat gudang, meja teras teratai yang biasanya digunakan untuk berdiskusi membicarakan pemberontakan peta dan ada juga gamelan yang lengkap pada bagian luar ruangan.
Saat menuju ke arah pintu luar, terdapat sumur tua yang dikatakan oleh orang-orang disana tidak pernah mengalami kekeringan. Terlihat juga dapur yang masih asri yang membuat pengunjung terbawa ke masa dahulu pada bagian belakang terdapat halaman dengan tanaman serta mushola bagi pengunjung yang ingin melakukan shalat.Â
Di garasi masih terpampang mobil yang digunakan oleh Bung Karno yaitu Merci tahun 1961 yang sangat sering digunakan.
Tidak lupa juga terdapat area yang cukup luas seperti pendopo yang biasanya disebut Balai Kesenian, dilengkapi dengan seperangkat gamelan beserta wayang kulit yang digunakan untuk pementasan wayang pada waktu-waktu tertentu seperti pada tanggal 6 Juni yang merupakan hari kelahiran Bung Karno dan acara pementasan wayang ini dibuat sebagai ajang hiburan untuk rakyat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI