Dengan emisi gas rumah kaca yang rendah, efisiensi penggunaan sumber daya, dan kandungan nutrisi yang kaya, jangkrik merupakan alternatif protein yang ramah lingkungan dan menyehatkan.Â
Pemanasan global menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini.Â
Peningkatan suhu bumi akibat emisi gas rumah kaca yang terus meningkat telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari cuaca ekstrem, mencairnya es di kutub, hingga ancaman terhadap ketahanan pangan global.Â
Dalam upaya menghadapi tantangan ini, konsep pembangunan berkelanjutan menjadi kunci.Â
Salah satu solusi yang dapat berkontribusi signifikan adalah pemanfaatan jangkrik sebagai sumber protein alternatif yang ramah lingkungan dan efisien.
Jangkrik dan Tantangan Pemanasan Global
Sektor peternakan adalah salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca.Â
Hewan ternak seperti sapi menghasilkan metana dalam jumlah besar, sebuah gas rumah kaca yang memiliki daya pemanasan lebih dari 80 kali lipat karbon dioksida dalam 20 tahun pertama setelah dilepaskan ke atmosfer.Â
Dibandingkan dengan sapi, jangkrik menghasilkan gas rumah kaca kurang dari 0,1% dari jumlah yang dihasilkan oleh sapi.Â
Fakta ini menunjukkan bahwa menggantikan sebagian konsumsi daging sapi dengan protein yang dihasilkan jangkrik dapat secara signifikan mengurangi kontribusi peternakan terhadap pemanasan global.