Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mencegah Korsleting Listrik: Rumah Aman Terjaga dan Hemat Energi Berkelanjutan

23 November 2024   15:24 Diperbarui: 23 November 2024   15:32 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah yang aman dari risiko listrik tidak hanya melindungi penghuninya dari potensi bahaya, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam menciptakan efisiensi energi dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Korsleting listrik adalah salah satu penyebab utama kebakaran rumah dan kerusakan alat elektronik. 

Insiden ini terjadi karena adanya hubungan pendek pada sistem kelistrikan, yang memicu arus listrik besar secara tiba-tiba. 

Selain berbahaya bagi keselamatan penghuni rumah, korsleting juga mengancam kelangsungan peralatan rumah tangga dan meningkatkan konsumsi energi secara tidak efisien. 

Oleh karena itu, memahami cara mencegah korsleting listrik sangat penting untuk menciptakan rumah yang aman dan mendukung konsep hemat energi yang berkelanjutan. 

Berikut adalah langkah-langkah sederhana namun penting yang dapat diterapkan.

1. Jangan Memodifikasi MCB dan Sekring

MCB (Miniature Circuit Breaker) dan sekring adalah komponen vital dalam sistem kelistrikan rumah. 

Fungsi dari MCB sebagai pengaman yang memutus aliran listrik ketika terjadi kelebihan beban atau korsleting. 

Memodifikasi atau mengganti MCB dan sekring dengan alat yang tidak sesuai standar dapat meningkatkan risiko kebakaran. 

Jangan memodifikasi MCB dan sekring. (dok: Jandris ST )
Jangan memodifikasi MCB dan sekring. (dok: Jandris ST )
Jika ada kebutuhan untuk mengganti MCB, pastikan memilih produk dengan kualitas terbaik dan sesuai kapasitas daya rumah Anda. 

Menggunakan MCB berkualitas rendah atau sekering yang telah dimodifikasi hanya akan membuat sistem kelistrikan rumah menjadi tidak aman.

2. Jangan Biarkan Kabel Mengelupas

Kabel yang mengelupas sering kali menjadi pemicu korsleting listrik. 

Jangan biarkan kabel mengelupas. (dok: Jandris ST)
Jangan biarkan kabel mengelupas. (dok: Jandris ST)
Lapisan isolasi kabel yang rusak dapat menyebabkan kontak langsung antara penghantar listrik positif dan negatif, yang mengakibatkan hubungan pendek. 

Untuk mencegah hal ini, periksa secara rutin kondisi kabel-kabel di rumah. 

Jika ditemukan kabel yang mulai mengelupas, segera ganti dengan kabel baru yang memiliki standar SNI. 

Jangan mencoba menambal kabel dengan isolasi seadanya, karena hal ini hanya memberikan perlindungan sementara yang tidak memadai.

3. Susun Kabel Listrik dengan Rapi

Kabel listrik yang berserakan tidak hanya mengganggu estetika, tetapi juga meningkatkan risiko korsleting. 

Kabel yang terjepit oleh furnitur atau terinjak dapat merusak lapisan isolasi dan memicu bahaya. 

Susun kabel listrik dengan jalur yang rapi. (dok: Jandris ST)
Susun kabel listrik dengan jalur yang rapi. (dok: Jandris ST)

Susun kabel dengan rapi menggunakan pengikat kabel atau pelindung kabel khusus.

Hindari meletakkan kabel di area yang sering dilalui atau di bawah perabot berat. 

Selain lebih aman, pengelolaan kabel yang rapi juga membuat rumah tampak lebih tertata.

4. Hindari Menumpuk Steker di Stopkontak

Kebiasaan menumpuk steker di satu stopkontak sering kali dianggap sepele, padahal ini adalah salah satu penyebab utama korsleting listrik. 

Hindari menumpuk steker di stopkontak. (dok: pribadi)
Hindari menumpuk steker di stopkontak. (dok: pribadi)
Stopkontak memiliki kapasitas arus listrik terbatas, dan penggunaan berlebihan dapat menyebabkan panas berlebih dan hubungan pendek. 

Gunakan steker tambahan atau power strip yang dilengkapi dengan pengaman, tetapi pastikan tidak melebihi kapasitas daya. 

Sebaiknya distribusikan beban listrik ke beberapa stopkontak untuk mengurangi risiko.

5. Cabut Alat Elektronik yang Tidak Dipakai

Alat elektronik yang tetap terhubung ke stopkontak meskipun tidak digunakan dapat menyedot energi listrik dalam jumlah kecil, yang dikenal sebagai standby power. 

Cabut alat elektronik yang tidak dipakai. (dok: Jandris ST)
Cabut alat elektronik yang tidak dipakai. (dok: Jandris ST)

Selain membuang-buang energi, hal ini juga berpotensi memicu korsleting, terutama jika ada lonjakan listrik mendadak. 

Membiasakan diri untuk mencabut perangkat seperti charger, televisi, dan peralatan dapur setelah digunakan tidak hanya membantu mencegah korsleting tetapi juga mendukung gaya hidup hemat energi.

6. Jauhkan Alat Elektronik dari Air

Air adalah penghantar listrik yang sangat baik. 

Kontak antara alat elektronik dengan air dapat memicu hubungan pendek, bahkan berakibat fatal berupa sengatan listrik. 

Jauhkan alat elektronik dari air. (dok: Jandris ST)
Jauhkan alat elektronik dari air. (dok: Jandris ST)

Pastikan alat-alat elektronik seperti rice cooker, blender, atau setrika ditempatkan jauh dari sumber air seperti wastafel, keran, atau area basah lainnya. 

Jika alat elektronik basah terkena air, segera keringkan dan pastikan benar-benar kering sebelum digunakan kembali.

Menghubungkan Keamanan dan Hemat Energi

Mencegah korsleting listrik tidak hanya tentang melindungi rumah dari kebakaran atau kerusakan peralatan. 

Lebih dari itu, langkah-langkah tersebut juga mencerminkan kepedulian terhadap penggunaan energi secara bijak. 

Rumah yang aman dari risiko listrik adalah rumah yang lebih efisien dan berkelanjutan, mendukung upaya global dalam mengurangi konsumsi energi berlebih. 

Dengan menerapkan praktik-praktik sederhana di atas, kita dapat menjaga keamanan keluarga sekaligus menciptakan lingkungan yang hemat energi.

Mari bersama-sama menjaga rumah kita agar tetap aman, nyaman, dan selaras dengan prinsip keberlanjutan. 

Hemat energi adalah investasi kecil yang memberikan manfaat besar bagi masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun