Pertanian, sebagai tulang punggung ketahanan pangan, menghadapi berbagai kendala seperti penurunan kesuburan tanah, perubahan pola cuaca, dan rendahnya adopsi teknologi di kalangan petani kecil.
Indonesia, sebagai negara agraris, memiliki potensi besar dalam sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional.Â
Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, kebutuhan pangan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk.Â
Tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana memastikan ketersediaan pangan yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan tanpa merusak ekosistem.Â
Di sinilah konsep pertanian berkelanjutan menjadi kunci penting bagi masa depan ketahanan pangan Indonesia.
Makna Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan merupakan pendekatan yang mengintegrasikan kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan.Â
Dalam sistem ini, praktik pertanian dilakukan tanpa merusak sumber daya alam, seperti tanah, air, dan keanekaragaman hayati.Â
Berbeda dengan pertanian intensif yang cenderung mengandalkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan, pertanian berkelanjutan menekankan pada metode ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik, rotasi tanaman, dan pengelolaan air yang efisien.
Konsep ini tidak hanya tentang hasil panen yang melimpah tetapi juga mencakup keseimbangan antara keberlanjutan ekonomi bagi petani dan kelestarian lingkungan.Â
Dengan menjaga ekosistem tetap sehat, pertanian berkelanjutan membantu mengurangi risiko bencana ekologis seperti erosi tanah, penurunan kesuburan tanah, dan krisis air.
Pentingnya Pertanian Berkelanjutan untuk Indonesia
Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam sektor pertanian, seperti alih fungsi lahan, perubahan iklim, dan distribusi pangan yang tidak merata.Â
Pertanian berkelanjutan menawarkan solusi strategis untuk mengatasi masalah tersebut.