Meskipun rokok elektrik sering dipandang sebagai alternatif yang lebih "aman" dibandingkan rokok konvensional, kenyataannya keduanya sama-sama membawa risiko kesehatan yang serius.
Perdebatan tentang mana yang lebih baik antara rokok elektrik dan rokok konvensional sering kali muncul dalam diskusi kesehatan masyarakat.Â
Kedua jenis rokok ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tetapi pada dasarnya, baik rokok elektrik maupun rokok konvensional sama-sama membawa risiko kesehatan yang serius.Â
Dalam tulisan ini, kita akan membandingkan rokok elektrik dan rokok konvensional dari beberapa aspek, seperti kandungan kimia, risiko kesehatan, serta dampaknya terhadap masyarakat, dengan kesimpulan bahwa keduanya tidak ada yang lebih baik.
Kandungan Kimia dalam Rokok
Rokok konvensional mengandung ribuan bahan kimia yang terbentuk ketika tembakau dibakar, di antaranya nikotin, tar, karbon monoksida, dan berbagai zat karsinogenik lainnya.Â
Nikotin adalah zat adiktif utama dalam rokok yang menyebabkan ketergantungan, sementara zat-zat lain dalam asap rokok diketahui berpotensi merusak berbagai organ tubuh.Â
Proses pembakaran ini menghasilkan zat berbahaya yang dapat memicu berbagai penyakit kronis, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan.
Di sisi lain, rokok elektrik bekerja dengan memanaskan cairan (e-liquid) yang mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya, kemudian mengubahnya menjadi uap yang dihirup oleh pengguna.Â
Walaupun rokok elektrik tidak menghasilkan tar dan sebagian besar zat karsinogenik yang ditemukan pada rokok konvensional, cairan yang dihasilkan tetap mengandung nikotin dan bahan kimia berbahaya lainnya, seperti formaldehida dan asetaldehida.Â
Meskipun kandungan kimianya berbeda, rokok elektrik juga membawa risiko kesehatan.
Perbandingan Antara Rokok Elektrik Dan Rokok Konvensional.
Menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal kandungan dan dampaknya terhadap kesehatan, namun keduanya tetap memiliki risiko yang tidak bisa diabaikan.Â
Berikut ini adalah rincian kandungan dan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok elektrik dan rokok konvensional.
Nikotin
Nikotin adalah salah satu komponen utama dalam kedua jenis rokok, yang bertanggung jawab atas efek adiktifnya.Â
Rokok konvensional mengandung nikotin dalam jumlah antara 11,9--14,5 mg per batang, sementara rokok elektrik biasanya memiliki kadar nikotin antara 3--36 mg/ml.Â
Namun, dengan perkembangan teknologi rokok elektrik, beberapa produk generasi terbaru mengandung nikotin hingga 60 mg/ml, jauh melebihi rokok konvensional.Â
Nikotin dalam jumlah besar dapat menyebabkan ketergantungan yang parah dan berkontribusi pada masalah kesehatan seperti peningkatan tekanan darah, gangguan kardiovaskular, dan risiko stroke.
Bahan Kimia
Kedua jenis rokok mengandung bahan kimia yang berbahaya.Â
Rokok konvensional mengandung ribuan bahan kimia yang terbentuk saat tembakau dibakar, termasuk tar, karbon monoksida, amonia, dan berbagai zat karsinogenik yang berpotensi memicu kanker.Â
Sementara itu, rokok elektrik mengandung bahan kimia berbeda, seperti propilen glikol (PG), vegetable glycerin (VG), serta perisa seperti diasetil yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru bila dihirup dalam jangka panjang.Â
Meskipun rokok elektrik tidak mengandung tar dan karbon monoksida seperti rokok tembakau, beberapa bahan kimia dalam cairannya diketahui bersifat toksik dan karsinogenik.
Rokok konvensional menghasilkan asap yang penuh dengan partikel berbahaya, termasuk zat beracun dan karsinogenik yang bisa merusak organ tubuh.Â
Asap rokok tembakau telah terbukti meningkatkan risiko kanker paru-paru, penyakit jantung, dan berbagai gangguan pernapasan.Â
Rokok elektrik tidak menghasilkan asap karena tidak ada proses pembakaran, melainkan uap dari cairan yang dipanaskan.Â
Banyak produsen mengklaim bahwa uap rokok elektrik lebih aman daripada asap rokok konvensional, namun klaim ini belum sepenuhnya terbukti benar.Â
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa uap rokok elektrik tetap mengandung zat-zat berbahaya yang bisa merusak paru-paru, dan masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dampak jangka panjangnya.
Penyakit
Baik rokok konvensional maupun rokok elektrik dapat menyebabkan penyakit serius.Â
Rokok konvensional adalah penyebab utama kanker paru-paru, penyakit jantung, dan stroke, dan telah menyebabkan jutaan kematian setiap tahunnya.Â
Sementara rokok elektrik, meski relatif baru, juga memiliki potensi untuk menimbulkan masalah kesehatan yang serius.Â
Salah satu penyakit yang secara langsung terkait dengan penggunaan rokok elektrik adalah EVALI (e-cigarette or vaping product use associated lung injury), yaitu cedera paru-paru akibat penggunaan rokok elektrik atau produk vaping.Â
Selain itu, seperti halnya rokok konvensional, rokok elektrik juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker, terutama dengan tingginya kadar nikotin pada beberapa produk.
Risiko Kesehatan
Baik rokok konvensional maupun rokok elektrik sama-sama menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.
Rokok konvensional telah lama dikenal sebagai penyebab utama berbagai penyakit mematikan, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan stroke.Â
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rokok menyebabkan lebih dari 8 juta kematian per tahun di seluruh dunia.Â
Sifatnya yang sangat adiktif dan efek jangka panjangnya pada tubuh menjadikan rokok konvensional sebagai salah satu masalah kesehatan terbesar di abad ini.
Sementara itu, meskipun rokok elektrik dianggap kurang berbahaya dibandingkan rokok konvensional, penelitian tentang dampak jangka panjangnya masih berlangsung.Â
Rokok elektrik telah dikaitkan dengan kasus penyakit paru-paru serius, terutama di kalangan remaja dan orang muda.Â
Beberapa laporan juga menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat merusak paru-paru, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, dan menyebabkan kecanduan nikotin, terutama pada pengguna baru yang tidak pernah merokok sebelumnya.
Dampak Sosial dan Lingkungan
Selain risiko kesehatan, rokok konvensional juga memiliki dampak sosial dan lingkungan yang signifikan.Â
Produksi tembakau menyebabkan deforestasi, pencemaran udara, dan degradasi tanah.Â
Selain itu, puntung rokok yang dibuang sembarangan menjadi salah satu sampah yang paling banyak mencemari lingkungan.Â
Di sisi lain, rokok elektrik sering kali dipromosikan sebagai alternatif yang lebih "ramah lingkungan" karena tidak meninggalkan residu seperti puntung rokok.Â
Namun, perangkat rokok elektrik, yang sebagian besar terbuat dari plastik dan logam, menimbulkan tantangan baru dalam hal limbah elektronik yang sulit didaur ulang.
Baik rokok elektrik maupun rokok konvensional sama-sama memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan.Â
Meski beberapa orang mungkin beranggapan bahwa rokok elektrik lebih baik karena tidak menghasilkan asap tembakau dan tar, risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok elektrik, terutama terkait dengan ketergantungan nikotin dan dampak jangka panjangnya, tidak bisa diabaikan.Â
Sementara rokok konvensional telah dikenal luas sebagai penyebab utama berbagai penyakit kronis dan mematikan, rokok elektrik juga bukanlah solusi yang aman.Â
Pada akhirnya, tidak ada yang lebih baik di antara keduanya. Jalan terbaik untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan adalah dengan berhenti merokok sepenuhnya, baik itu rokok konvensional maupun rokok elektrik, dan mencari alternatif hidup yang lebih sehat tanpa bergantung pada nikotin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H