Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rokok Elektrik Dibandingkan dengan Rokok Konvensional: Mana yang Lebih Baik?

7 Oktober 2024   20:08 Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:58 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rokok elektrik dibandingkan dengan rokok konvensional. (sumber: bing image creator/AI/pribadi)

Meskipun rokok elektrik sering dipandang sebagai alternatif yang lebih "aman" dibandingkan rokok konvensional, kenyataannya keduanya sama-sama membawa risiko kesehatan yang serius.

Perdebatan tentang mana yang lebih baik antara rokok elektrik dan rokok konvensional sering kali muncul dalam diskusi kesehatan masyarakat. 

Rokok konvensional. (dok: pribadi)
Rokok konvensional. (dok: pribadi)

Kedua jenis rokok ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tetapi pada dasarnya, baik rokok elektrik maupun rokok konvensional sama-sama membawa risiko kesehatan yang serius. 

Rokok elektrik. (sumber: bing image creator/AI)
Rokok elektrik. (sumber: bing image creator/AI)

Dalam tulisan ini, kita akan membandingkan rokok elektrik dan rokok konvensional dari beberapa aspek, seperti kandungan kimia, risiko kesehatan, serta dampaknya terhadap masyarakat, dengan kesimpulan bahwa keduanya tidak ada yang lebih baik.

Kandungan Kimia dalam Rokok

Rokok konvensional mengandung ribuan bahan kimia yang terbentuk ketika tembakau dibakar, di antaranya nikotin, tar, karbon monoksida, dan berbagai zat karsinogenik lainnya. 

Nikotin adalah zat adiktif utama dalam rokok yang menyebabkan ketergantungan, sementara zat-zat lain dalam asap rokok diketahui berpotensi merusak berbagai organ tubuh. 

Proses pembakaran ini menghasilkan zat berbahaya yang dapat memicu berbagai penyakit kronis, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan.

Di sisi lain, rokok elektrik bekerja dengan memanaskan cairan (e-liquid) yang mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya, kemudian mengubahnya menjadi uap yang dihirup oleh pengguna. 

Walaupun rokok elektrik tidak menghasilkan tar dan sebagian besar zat karsinogenik yang ditemukan pada rokok konvensional, cairan yang dihasilkan tetap mengandung nikotin dan bahan kimia berbahaya lainnya, seperti formaldehida dan asetaldehida. 

Meskipun kandungan kimianya berbeda, rokok elektrik juga membawa risiko kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun