Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Pernah Meremehkan Orang Lain

6 Oktober 2024   00:00 Diperbarui: 6 Oktober 2024   00:03 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CEO Alibaba Group,  Jack Ma. (sumber: kompas.com/businessinsider.com)

"Meremehkan bukanlah jalan, pelajaran berharga dari mereka yang diremehkan"

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita mendengar ungkapan "jangan pernah meremehkan orang lain." Ungkapan ini sederhana, namun mengandung makna yang sangat dalam. 

Meremehkan seseorang adalah bentuk dari penilaian yang tidak adil dan cenderung negatif terhadap kemampuan, potensi, atau nilai seseorang. 

Sikap meremehkan ini sering kali muncul secara tidak sadar, entah karena perbedaan status sosial, latar belakang pendidikan, penampilan fisik, atau hal-hal yang bersifat material. 

Namun, kenyataan menunjukkan bahwa orang yang sering diremehkan justru seringkali mampu membuktikan kapasitas dan keberhasilan yang jauh lebih besar daripada yang diperkirakan.

Sikap meremehkan orang lain seringkali berakar dari prasangka, egoisme, atau stereotip yang terbentuk dalam masyarakat. 

Individu atau kelompok yang merasa superior terkadang dengan mudah menilai rendah orang lain yang dianggap berada di "bawah" mereka. 

Misalnya, dalam dunia pendidikan, seringkali kita menemukan siswa yang memiliki nilai akademis rendah dipandang tidak akan sukses di masa depan. 

Padahal, kesuksesan tidak semata-mata ditentukan oleh nilai akademis, tetapi juga oleh berbagai faktor lain seperti kreativitas, kemampuan sosial, ketekunan, dan keberanian mengambil risiko.

Meremehkan orang lain juga sering terjadi dalam lingkungan kerja, di mana seorang karyawan yang mungkin tidak menonjol secara performa sering dianggap tidak mampu memberikan kontribusi yang berarti. 

Namun, banyak kasus yang menunjukkan bahwa karyawan yang diremehkan ini justru memiliki potensi besar yang tersembunyi dan hanya membutuhkan kesempatan atau waktu yang tepat untuk bersinar.

Meremehkan orang lain tidak hanya merugikan pihak yang diremehkan, tetapi juga berdampak negatif bagi pihak yang meremehkan. 

Saat kita meremehkan seseorang, kita menutup peluang untuk melihat keunikan dan potensi yang mereka miliki. 

Hal ini bisa berdampak pada hilangnya kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru dari orang lain. 

Setiap individu memiliki pengalaman hidup, pengetahuan, dan keterampilan yang berbeda-beda, dan seringkali, perbedaan ini justru bisa memperkaya sudut pandang kita dalam melihat dunia.

Meremehkan orang lain bisa merusak hubungan sosial. Orang yang sering diremehkan akan merasa tidak dihargai, yang pada akhirnya bisa menimbulkan ketegangan atau bahkan permusuhan. 

Dalam jangka panjang, hal ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. 

Sikap meremehkan juga berpotensi untuk memperkuat kesenjangan sosial, di mana kelompok-kelompok yang lebih kuat atau berkuasa terus menekan dan mengabaikan potensi kelompok yang dianggap lebih lemah.

Contoh Kasus:

Salah satu contoh terkenal adalah kisah Thomas Alva Edison, seorang ilmuwan besar yang di masa kecilnya sering diremehkan oleh guru dan teman-temannya. 

Thomas Alva Edison penemu lampu pijar. (sumber: kompas.com/britannica.com)
Thomas Alva Edison penemu lampu pijar. (sumber: kompas.com/britannica.com)

Edison dianggap bodoh dan tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah. 

Namun, dengan kerja keras, ketekunan, dan dukungan dari ibunya, Edison berhasil membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu penemu terbesar dalam sejarah. 

Ia menciptakan berbagai penemuan penting, termasuk bola lampu listrik, yang hingga kini menjadi warisan penting bagi peradaban manusia.

Contoh lain yang tak kalah menarik adalah Jack Ma, pendiri Alibaba. Jack Ma pernah gagal berkali-kali dalam ujian sekolah dan ditolak bekerja di berbagai tempat, termasuk di perusahaan fast food terkenal. 

CEO Alibaba Group,  Jack Ma. (sumber: kompas.com/businessinsider.com)
CEO Alibaba Group,  Jack Ma. (sumber: kompas.com/businessinsider.com)

Banyak orang meremehkannya dan menganggap dia tidak akan sukses. 

Namun, dengan visi yang jelas dan ketekunan yang luar biasa, Jack Ma berhasil membangun Alibaba, salah satu perusahaan e-commerce terbesar di dunia.

Meremehkan orang lain adalah sikap yang perlu dihindari karena setiap individu memiliki potensi yang unik dan berharga. 

Apa yang tampak tidak menonjol di permukaan bukan berarti tidak memiliki nilai. 

Kisah-kisah sukses dari orang-orang yang pernah diremehkan menunjukkan bahwa ketekunan, keberanian, dan visi jauh lebih penting daripada penilaian sesaat. 

Oleh karena itu, kita seharusnya menghargai setiap orang dengan segala potensi yang dimilikinya, karena siapa tahu, mereka bisa memberikan dampak yang luar biasa di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun