"Peluang emas di tengah krisis lingkungan, keuntungan besar dari bisnis daur ulang sampah plastik"
Sampah plastik telah menjadi masalah lingkungan global yang semakin serius. Hampir setiap aspek kehidupan modern dipenuhi dengan plastik, dari kemasan makanan, produk rumah tangga, hingga industri.Â
Plastik telah digunakan secara masif karena kelebihannya, seperti tahan lama, ringan, dan murah.Â
Namun, keunggulan ini juga menjadi kelemahan, karena plastik sulit terurai di alam dan memerlukan waktu ratusan tahun untuk dapat terdegradasi secara alami.
Berdasarkan informasi dari Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) hingga 24 Juli 2024, total produksi sampah nasional mencapai 31,9 juta ton, di mana sebanyak 11,3 juta ton sampah tidak dapat terkelola, atau sekitar 36,7 persen dari keseluruhan sampah.
Sampah yang terkelola, yang mencapai 20,2 juta ton atau 65,24 persen, menunjukkan adanya upaya pengelolaan yang signifikan.Â
Namun, 10,77 juta ton sampah yang tidak terkelola, setara dengan 34,76 persen, menimbulkan kekhawatiran besar terkait dampaknya pada lingkungan, kesehatan masyarakat, serta kualitas hidup di berbagai wilayah Indonesia.Â
Angka ini menyoroti pentingnya peningkatan upaya pengelolaan sampah, termasuk peningkatan kapasitas daur ulang dan pengurangan produksi sampah plastik.
Indonesia sendiri merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.Â
Setiap tahunnya, jutaan ton plastik dibuang ke lingkungan, mencemari lautan, sungai, serta tanah.Â
Hal ini tidak hanya menimbulkan masalah lingkungan, tetapi juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan hewan.Â
Oleh karena itu, munculnya gerakan daur ulang limbah plastik menjadi salah satu solusi penting dalam mengatasi permasalahan ini.
Di tengah tantangan lingkungan tersebut, daur ulang plastik tidak hanya membawa manfaat ekologis, tetapi juga membuka peluang bisnis yang menjanjikan.Â
Limbah plastik yang selama ini dianggap tidak bernilai dapat diubah menjadi bahan baku baru yang bernilai ekonomis tinggi, seperti biji plastik.Â
Biji plastik hasil daur ulang dapat digunakan untuk membuat berbagai produk baru, seperti kemasan plastik, peralatan rumah tangga, hingga bahan bangunan.Â
Dengan teknologi dan inovasi yang tepat, daur ulang limbah plastik dapat menjadi bisnis yang menguntungkan sekaligus mendukung kelestarian lingkungan.
Bahan dan Proses Kerja Daur Ulang Limbah Plastik Menjadi Biji Plastik
Daur ulang limbah plastik menjadi biji plastik adalah salah satu cara yang efektif dalam mengelola sampah plastik.Â
Proses ini melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari pengumpulan bahan baku, penyortiran, pembersihan, hingga pemrosesan menjadi biji plastik siap pakai.
1. Pengumpulan Bahan BakuÂ
Proses daur ulang dimulai dari pengumpulan sampah plastik yang telah dibuang.Â
Sumber limbah plastik ini bisa berasal dari rumah tangga, industri, atau area publik. Plastik yang dikumpulkan bervariasi jenisnya, seperti botol plastik, kantong plastik, kemasan makanan, hingga plastik jenis lainnya.Â
Pada tahap ini, keterlibatan masyarakat dalam pemilahan sampah sangat penting untuk memastikan kualitas bahan baku yang baik.
2. PenyortiranÂ
Setelah limbah plastik terkumpul, tahap selanjutnya adalah penyortiran.Â
Plastik yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula, seperti tingkat kepadatan, warna, dan jenis polimernya.
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan jenis plastik yang dapat didaur ulang dari plastik yang tidak dapat diolah.Â
Proses ini dapat dilakukan secara manual maupun otomatis menggunakan mesin khusus.
3. PembersihanÂ
Limbah plastik yang telah disortir perlu dibersihkan dari kotoran seperti sisa makanan, minyak, atau bahan kimia lainnya.Â
Pembersihan ini dilakukan dengan mencuci plastik menggunakan air bersih dan bahan kimia tertentu untuk menghilangkan zat-zat yang menempel.Â
Proses pembersihan ini sangat penting agar kualitas biji plastik yang dihasilkan tetap terjaga.
4. Penghancuran (Shredding)Â
Setelah melalui tahap pembersihan, limbah plastik diproses lebih lanjut dengan mesin penghancur (shredder) untuk diubah menjadi potongan-potongan kecil.Â
Potongan plastik ini kemudian dilelehkan pada suhu tinggi sehingga menjadi cairan plastik yang homogen.Â
Mesin penghancur membantu mengurangi ukuran plastik sehingga lebih mudah diolah pada tahap berikutnya.
5. Pemrosesan Menjadi Biji PlastikÂ
Cairan plastik yang dihasilkan dari proses penghancuran kemudian dimasukkan ke dalam mesin ekstruder untuk dibentuk menjadi biji plastik.Â
Proses ekstrusi ini melibatkan pemanasan ulang plastik sehingga menjadi lelehan yang lebih halus dan konsisten.Â
Lelehan plastik kemudian dicetak menjadi biji-biji kecil berbentuk butiran, yang dikenal sebagai biji plastik.Â
Biji plastik ini merupakan bahan baku utama yang dapat digunakan untuk membuat produk plastik baru.
6. Pengemasan dan PenjualanÂ
Biji plastik yang sudah jadi kemudian dikemas dan siap dijual ke industri manufaktur yang membutuhkan bahan baku plastik.Â
Biji plastik hasil daur ulang ini memiliki kualitas yang setara dengan biji plastik baru, namun dengan harga yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan.Â
Peluang bisnis daur ulang plastik terletak pada kemampuan menghasilkan biji plastik berkualitas dengan biaya produksi yang lebih rendah.
Daur ulang limbah plastik menjadi biji plastik tidak hanya membantu mengatasi masalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik, tetapi juga menawarkan peluang bisnis yang menguntungkan.Â
Proses ini dapat dilakukan dengan teknologi yang relatif sederhana namun memberikan dampak besar baik bagi ekonomi maupun lingkungan.Â
Dengan terus meningkatnya permintaan akan bahan baku plastik, bisnis daur ulang plastik memiliki potensi untung yang sangat besar.Â
Selain itu, pengembangan industri daur ulang plastik juga berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan lestari, sesuai dengan prinsip ekonomi sirkular yang berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI