Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Volkswagen (VW) di Ujung Tanduk: Pabrik Mau Tutup

26 September 2024   08:10 Diperbarui: 26 September 2024   08:11 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Industri mobil Volkswagen (VW) di ujung tanduk, pabrik mau tutup. (sumber: bing image creator/AI)

Penyebab Penurunan Penjualan
Penurunan penjualan VW di Indonesia dapat ditelusuri pada beberapa penyebab utama. Salah satunya adalah kurangnya adaptasi terhadap tren lokal. 

Di pasar seperti Indonesia, konsumen cenderung mencari kendaraan dengan harga terjangkau dan efisiensi bahan bakar yang tinggi, dua aspek yang tidak selalu menjadi fokus utama VW. 

Di sisi lain, strategi pemasaran yang kurang agresif juga membuat VW semakin sulit bersaing dengan merek lain yang lebih proaktif dalam menjangkau konsumen baru.

Keterbatasan jaringan diler dan layanan purna jual VW di Indonesia juga menjadi penghambat utama. 

Merek-merek yang lebih mapan di pasar Indonesia memiliki jaringan yang luas, memungkinkan mereka memberikan layanan yang lebih cepat dan mudah diakses oleh konsumen.

Volkswagen, sebagai merek otomotif global, kini berada di titik kritis dalam mempertahankan pangsa pasar, khususnya di Indonesia. 

Penurunan tajam dalam penjualan selama tujuh bulan pertama tahun 2024 mengindikasikan perlunya langkah strategis yang lebih signifikan untuk dapat bertahan dan bangkit kembali. 

Dengan memperhatikan tren global menuju kendaraan listrik, perbaikan daya saing manufaktur, dan memperkuat kehadiran di pasar-pasar berkembang seperti Indonesia, VW masih memiliki peluang untuk keluar dari krisis ini. 

Tanpa perubahan tersebut, VW mungkin akan terus kehilangan relevansi di pasar otomotif yang semakin kompetitif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun