Peci merupakan salah satu atribut yang sangat melekat pada budaya Indonesia, terutama ketika berbicara tentang perjuangan kemerdekaan.
Pada awal abad ke-20, penggunaan peci menjadi lebih lazim di kalangan pemimpin dan pejuang kemerdekaan.Â
Peci dianggap sebagai simbol identitas bangsa Indonesia yang sedang berjuang melawan penjajahan Belanda.Â
Dalam berbagai potret dokumentasi, kita sering melihat para pejuang mengenakan peci dengan posisi miring.Â
Sering kali, ini bukan hanya sekadar kebetulan atau pilihan estetika, tetapi juga mencerminkan sikap dan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh mereka.
Peci, sebagai simbol nasionalisme di Indonesia, memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.Â
Namun, ada satu fenomena yang menarik perhatian---peci yang dikenakan secara miring oleh para pejuang.Â
Peci yang dipakai miring ini bukan sekadar gaya, tetapi memiliki makna mendalam yang terkait dengan perjuangan melawan penjajah dan perwujudan keberpihakan kepada rakyat.
Dalam konteks sejarah, peci tidak hanya menjadi aksesori kepala, tetapi juga merupakan simbol identitas bangsa yang sedang berjuang.Â
Ketika para pejuang mengenakan peci miring, mereka secara tidak langsung menyampaikan pesan bahwa mereka menolak tunduk pada aturan penjajah dan memilih berpihak pada rakyat.Â
Peci yang miring menggambarkan sikap pemberontakan terhadap tatanan kolonial yang ingin memaksakan kekuasaan dan keteraturan di bawah sistem yang menindas.
Pemakaian peci miring menjadi simbol keberanian dan perlawanan, serta identitas unik para pejuang.Â
Mereka menunjukkan bahwa perjuangan mereka adalah perjuangan rakyat, bukan elit yang tunduk pada kepentingan penjajah.Â
Dalam hal ini, peci yang dipakai miring melambangkan semangat kebebasan dan kemandirian, menunjukkan bahwa mereka lebih memilih berpihak pada kepentingan rakyat yang tertindas daripada mengikuti aturan kolonial yang mengekang.
Selain itu, peci miring juga menjadi simbol solidaritas.Â