Kapal otok-otok merupakan salah satu bentuk mainan tradisional yang telah ada sejak lama di Indonesia.
Kapal otok-otok, mainan tradisional yang mungkin pernah kita lihat di pasar-pasar rakyat atau acara-acara tradisional, memiliki daya tarik tersendiri.Â
Terbuat dari bahan sederhana seperti seng tipis yang dicat warna-warni, kapal ini kerap menjadi kenangan masa kecil bagi banyak orang Indonesia.Â
Di balik bentuknya yang sederhana, kapal otok-otok ternyata menerapkan prinsip fisika yang sangat menarik, khususnya dalam memanfaatkan tekanan uap air untuk menghasilkan gerakan.Â
Selain sebagai hiburan, kapal otok-otok juga memberikan pelajaran dasar tentang prinsip-prinsip fisika yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Kapal otok-otok merupakan salah satu bentuk mainan tradisional yang telah ada sejak lama di Indonesia.Â
Mainan ini biasanya dijual saat momen-momen spesial seperti Sekaten atau Mauludan, di mana suasana meriah dengan berbagai macam jajanan dan permainan tradisional menjadi daya tarik utama.Â
Kapal ini memiliki ciri khas berupa suara "tok.. tok.. tok.." yang berasal dari proses pembakaran di dalamnya.Â
Suara ini dihasilkan ketika uap air yang terbentuk di dalam kapal meledak secara perlahan dan menciptakan getaran yang merambat ke seluruh bagian kapal.
Bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan kapal otok-otok adalah minyak goreng, yang dipadukan dengan kapas kecil sebagai sumbu pembakaran.Â
Bahan-bahan sederhana ini memperlihatkan bagaimana teknologi tradisional mampu memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita untuk menciptakan alat permainan yang menarik.Â
Selain itu, kapal ini sering kali dilengkapi dengan figur tentara kecil dan bendera merah putih di atasnya, menambah nilai estetika dan sentimen nasionalisme.
Di balik kesederhanaannya, kapal otok-otok bekerja berdasarkan prinsip fisika yang cukup mendalam, yakni prinsip tekanan uap air.Â
Ketika minyak goreng dibakar di dalam ruang pembakaran kecil di kapal, panas yang dihasilkan akan meningkatkan suhu air yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam kapal.Â
Peningkatan suhu ini mengubah air menjadi uap yang mendesak keluar melalui cerobong kecil di bagian depan kapal.
Proses ini menciptakan perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar kapal.Â
Uap air yang keluar ini menciptakan gaya aksi yang mendorong kapal bergerak maju di atas permukaan air.Â
Gaya aksi ini sesuai dengan Hukum Ketiga Newton, yang menyatakan bahwa setiap aksi selalu menimbulkan reaksi yang berlawanan dan sama besar.Â
Dalam konteks kapal otok-otok, uap air yang keluar mendorong air ke belakang, sementara reaksi dari air tersebut mendorong kapal bergerak ke depan.
Cara Memainkan Kapal Ini Juga Sangat Sederhana.
Setelah memasukkan sedikit air ke dalam bagian belakang kapal, minyak goreng dan kapas dimasukkan ke ruang pembakaran.Â
Setelah api dinyalakan, panas akan mulai menggerakkan kapal secara otomatis.Â
Kapal kemudian dapat bergerak mengitari baskom air, memberikan hiburan yang sederhana namun mengesankan.
Selain sebagai mainan, kapal otok-otok juga memberikan pemahaman dasar mengenai konsep fisika kepada anak-anak.Â
Mereka bisa belajar tentang bagaimana panas dapat menyebabkan perubahan bentuk (dari cair ke uap) dan bagaimana perubahan tersebut bisa menciptakan gerakan.Â
Mainan ini juga mengajarkan bagaimana energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain --- dari energi panas menjadi energi kinetik yang menggerakkan kapal.
Kapal otok-otok adalah bukti bahwa mainan tradisional tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga menyimpan pelajaran berharga tentang sains dan teknologi.Â
Dengan memanfaatkan prinsip tekanan uap air, mainan ini mampu bergerak di atas air, sekaligus mengajarkan kita tentang hukum-hukum dasar fisika.Â
Kapal otok-otok tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga alat edukasi yang penuh makna, menghubungkan tradisi dengan ilmu pengetahuan secara sederhana namun efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H