Namun, pandangannya berubah setelah melihat peluang besar dalam perdagangan di Batavia.Â
Tanpa modal yang cukup, Djohan bekerja sama dengan seorang pedagang Arab untuk menjual barang dagangan, sambil belajar seluk-beluk bisnis.Â
Keuletannya dalam berdagang dan kemampuannya dalam mengelola keuangan membuatnya mampu mengumpulkan modal dan akhirnya membuka lapak sendiri.Â
Kesuksesan Djohan tidak hanya memberi keuntungan finansial, tetapi juga membuka jalan bagi pedagang pribumi lain di Pasar Senen.
2. Kolaborasi Keluarga: Djohan dan Djohor
Melihat kesuksesan Djohan, saudaranya Djohor ikut bergabung untuk memperkuat bisnis keluarga. Kolaborasi mereka melahirkan "Handelsvereeniging Djohan-Djohor", sebuah perusahaan dagang yang semakin menggurita.Â
Dengan modal yang lebih besar dan pengelolaan yang lebih terstruktur, mereka mampu membeli toko-toko di Pasar Senen, yang sebelumnya didominasi oleh pedagang Tionghoa.Â
Keberhasilan mereka tidak hanya diukur dari aspek finansial, tetapi juga dari pengaruh mereka dalam membuka peluang bagi pedagang pribumi lain untuk terjun ke dunia bisnis di pasar tersebut.
3. Ekspansi dan Kemitraan: Menggandeng Ajoeb Rais
Djohan dan Djohor kemudian mengajak Ajoeb Rais, seorang pengusaha Minang lainnya, untuk bergabung dalam perusahaan mereka.Â
Kemitraan ini memungkinkan mereka untuk memperluas bisnis ke berbagai kota besar di Indonesia, seperti Pekalongan, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan.Â