Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Renggining: Inovasi Olahan Makanan Berbasis Ubi Untuk Ketahanan Pangan Nasional

2 September 2024   22:19 Diperbarui: 2 September 2024   22:20 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renggining dengan pewarna alami dijemur pada sinar matahari (dok: pribadi)

Ketahanan pangan nasional menjadi salah satu prioritas utama bagi banyak negara, termasuk Indonesia. 


Dalam menghadapi berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim, krisis ekonomi, dan pertumbuhan populasi yang cepat, memastikan ketersediaan pangan yang cukup, bergizi, dan terjangkau menjadi sangat penting. 

Salah satu solusi yang dapat mendukung ketahanan pangan adalah diversifikasi bahan pangan lokal, yang dapat diolah menjadi produk-produk makanan inovatif. 

Di antara banyak bahan pangan lokal yang potensial, ubi menonjol sebagai salah satu bahan yang mudah diakses, bernilai gizi tinggi, dan berlimpah di Indonesia. 

Dari sinilah lahir inovasi makanan berbasis ubi yang dikenal dengan nama "Renggining."

Renggining dijemur pada sinar matahari (dok: pribadi)
Renggining dijemur pada sinar matahari (dok: pribadi)

"Ubi" Bahan Pangan Lokal yang Terlupakan

Ubi adalah salah satu tanaman pangan yang telah lama dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. 

Tanaman ini memiliki keunggulan utama, yaitu tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang optimal, seperti tanah kering dan minim air. 

Hal ini menjadikan ubi sebagai sumber pangan yang sangat penting di banyak daerah, terutama di wilayah yang sulit ditanami padi atau jagung. 

Selain itu, ubi memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi, menjadikannya sebagai sumber energi yang baik.

Meskipun demikian, ubi seringkali dianggap sebagai bahan pangan kelas kedua, kalah populer dibandingkan dengan beras atau gandum. 

Namun, dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya diversifikasi pangan, ubi kini mulai mendapatkan perhatian yang lebih besar. 

Salah satu cara untuk memanfaatkan potensi ubi adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai produk pangan yang bernilai tambah, seperti "Renggining."

Renggining: Produk Inovatif Berbasis Ubi

Renggining adalah produk makanan inovatif yang dibuat dari ubi. Ubi diolah dengan proses yang sederhana, menggunakan teknologi pengolahan pangan yang tradisional, sehingga menghasilkan produk yang tidak hanya enak dan gurih, tetapi juga memiliki tekstur yang renyah. 

Renggining yang sudah di goreng (dok: pribadi)
Renggining yang sudah di goreng (dok: pribadi)
Renggining diperkaya dengan berbagai bumbu alami, tanpa bahan pengawet, sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh seluruh keluarga.

Sebagai produk olahan dari ubi, Renggining memiliki beberapa keunggulan. 

Renggining dengan pewarna alami dijemur pada sinar matahari (dok: pribadi)
Renggining dengan pewarna alami dijemur pada sinar matahari (dok: pribadi)

Pertama, karena bahan dasarnya adalah ubi, Renggining dapat diproduksi secara lokal dengan biaya yang relatif murah. Hal ini memungkinkan produk ini dijual dengan harga yang terjangkau, sehingga dapat diakses oleh masyarakat dari berbagai kalangan. 

Kedua, Renggining memiliki masa simpan yang cukup lama, menjadikannya sebagai pilihan yang tepat untuk disimpan sebagai cadangan pangan dalam situasi darurat atau krisis pangan.

Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Inovasi seperti Renggining memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. 

Dengan memanfaatkan ubi sebagai bahan utama, Renggining membantu mengurangi ketergantungan pada beras dan gandum, yang sebagian besar masih diimpor dari luar negeri. 

Inovasi seperti Renggining memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional (dok: pribadi)
Inovasi seperti Renggining memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional (dok: pribadi)

Diversifikasi pangan ini tidak hanya membantu menjaga kestabilan pasokan pangan nasional, tetapi juga mendukung para petani lokal yang menanam ubi sebagai sumber penghasilan utama mereka.

Selain itu, pengembangan produk pangan berbasis ubi seperti Renggining juga dapat mendorong pertumbuhan industri pangan lokal. 

Produksi Renggining yang melibatkan banyak pihak, mulai dari petani, produsen ubi, hingga industri pengolahan makanan, dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah pedesaan.

Renggining juga memiliki potensi besar untuk diekspor ke luar negeri sebagai produk pangan olahan khas Indonesia. 

Hal ini tidak hanya akan meningkatkan devisa negara, tetapi juga memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia ke kancah internasional.

Renggining adalah contoh nyata bagaimana inovasi dalam pengolahan bahan pangan lokal dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. 

Dengan memanfaatkan ubi sebagai bahan utama, Renggining menawarkan solusi pangan yang terjangkau, bergizi, dan mudah diakses oleh masyarakat luas. 

Inovasi seperti ini tidak hanya membantu menjaga stabilitas pasokan pangan di dalam negeri, tetapi juga membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Melalui pengembangan produk-produk pangan inovatif berbasis bahan lokal, Indonesia dapat semakin memperkuat ketahanan pangannya dan menjadi lebih mandiri dalam menghadapi berbagai tantangan global di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun