Pengambilan keputusan yang hanya dilakukan oleh satu orang bisa rentan terhadap bias.Â
Melibatkan tim yang memiliki keahlian dan perspektif yang berbeda dapat menghasilkan keputusan yang lebih komprehensif dan bijaksana.
Contoh:Â Dalam merencanakan peluncuran produk baru, sebuah perusahaan teknologi membentuk tim lintas fungsi yang terdiri dari bagian keuangan, pemasaran, riset dan pengembangan, serta produksi.Â
Dengan mendiskusikan rencana dari berbagai sudut pandang, mereka dapat mengidentifikasi potensi masalah dan merumuskan strategi yang lebih efektif.
5. Belajar dari Kesalahan Masa Lalu
Pengalaman masa lalu adalah pelajaran yang berharga. Dengan mengevaluasi keputusan-keputusan yang sudah diambil, kita dapat memahami apa yang berhasil dan apa yang tidak, sehingga keputusan masa depan bisa lebih baik.
Contoh:Â Sebuah perusahaan konstruksi pernah mengalami kerugian besar karena tidak melakukan due diligence dengan baik sebelum mengambil proyek besar.Â
Belajar dari kesalahan ini, mereka kemudian menetapkan proses evaluasi risiko yang lebih ketat sebelum menerima proyek-proyek berikutnya, yang membantu mereka menghindari masalah serupa di masa depan.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan keuangan sering kali disebabkan oleh kurangnya perencanaan atau evaluasi yang matang.Â
Hal ini dapat mengakibatkan kerugian besar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.Â
Pembelajaran dari pengalaman masa lalu menjadi aspek penting dalam membangun strategi yang lebih baik di masa depan.
Dalam konteks perusahaan, pengambilan keputusan keuangan yang tepat tidak hanya berdampak pada profitabilitas, tetapi juga pada reputasi, daya saing, dan keberlanjutan bisnis.Â
Sementara itu, bagi individu, keputusan keuangan yang bijaksana dapat memastikan stabilitas ekonomi pribadi dan keluarga, serta membantu mencapai tujuan finansial jangka panjang, seperti pendidikan anak, pembelian rumah, atau pensiun yang nyaman.