Paparan sinar biru dari layar gadget dapat mengganggu siklus tidur anak, membuat mereka sulit tidur dan mengalami gangguan tidur lainnya.Â
Anak yang sering bermain gadget cenderung menunjukkan perilaku kekerasan.Â
Konten yang kurang sesuai dan interaksi di dunia maya yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi perilaku mereka.
Kreativitas anak juga bisa pudar akibat terlalu sering menggunakan gadget. Alih-alih berkreasi dengan permainan atau aktivitas fisik, anak lebih memilih menghabiskan waktu dengan permainan digital atau media sosial.Â
Ancaman lain yang mengintai adalah cyberbullying, di mana anak bisa menjadi korban atau pelaku perundungan di dunia maya.
Beberapa tanda yang menunjukkan anak sudah kecanduan gadget antara lain terus-menerus terpaku pada perangkat digitalnya, kesal ketika tidak dapat mengakses gadget karena sinyal terganggu atau baterai habis, serta tidak menunjukkan minat pada kegiatan lain.Â
Anak yang terlalu lama bermain handphone juga lebih mudah terpapar radiasi emisi yang dapat menyebabkan kanker.Â
Bermain handphone terlalu lama dapat menurunkan konsentrasi anak dan memicu tantrum.
Namun, tidak semua tentang gadget adalah negatif. Gadget dapat membantu anak merasa terhubung dengan teman dan anggota keluarganya, serta memberikan rasa aman.Â
Meski demikian, sisi negatif dari gadget juga bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan kesepian pada anak.Â
Faktor situasional seperti suasana yang tidak nyaman, rasa kesepian, kesedihan, stres, dan kurangnya kegiatan selama waktu luang dapat memicu kecanduan gadget pada anak.
Untuk mengatasi kecanduan gadget, orangtua bisa merancang aktivitas lain yang menyenangkan agar pikiran anak teralihkan.Â
Ajak anak bersepeda atau lari pagi, memasak bersama, menggambar atau mewarnai bersama, atau berkebun di pekarangan rumah.Â
Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya membantu mengalihkan perhatian anak dari gadget, tetapi juga mempererat hubungan antara orangtua dan anak.
Dengan pengawasan dan pengelolaan waktu yang tepat, gadget dapat dimanfaatkan secara positif tanpa mengorbankan perkembangan sosial dan emosional anak.