Pengelolaan sampah menjadi isu penting yang dihadapi oleh masyarakat modern di seluruh dunia.Â
Setiap tahun, jumlah sampah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan aktivitas ekonomi.Â
Di Indonesia, menurut data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup, total timbulan sampah mencapai 25 juta ton per tahun.Â
Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 66,24% sampah yang berhasil dikelola, sementara sisanya, yaitu 33,76%, tidak terkelola dengan baik dan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Salah satu jenis sampah yang sering kali dianggap remeh namun memiliki potensi besar untuk didaur ulang adalah kardus bekas.Â
Kardus, yang terbuat dari serat kayu alami, merupakan material yang lebih mudah terurai dibandingkan dengan plastik.Â
Namun, meskipun sifatnya yang ramah lingkungan, kardus bekas sering kali hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan lebih lanjut.
Kardus atau karton box merupakan salah satu material yang memiliki karakteristik ringan dan praktis.Â
Barang ini mudah didapat dan terjangkau, menjadikannya pilihan terbaik sebagai wadah kemasan dan penyimpanan jika dibandingkan dengan plastik.Â
Menurut data dari Road Runner, di Amerika Serikat dan Uni Eropa saja, sekitar 80% dari semua produk yang dijual dikemas di dalam kardus, menjadikannya material pembungkus yang paling banyak digunakan selain plastik.Â
Namun, kardus bekas yang tidak dikelola dengan baik akan menumpuk dan menambah beban tempat pembuangan akhir (TPA).
Pemanfaatan sampah kardus bekas menjadi karya seni, seperti pembuatan kastil dari kardus, dapat berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya pada tujuan "Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab".Â
Hal ini mencakup upaya untuk mengelola konsumsi dan produksi secara berkelanjutan, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Kardus bekas memiliki banyak manfaat yang bisa dimaksimalkan. Dari segi fungsional, kardus bekas dapat digunakan untuk menyimpan barang yang jarang dipakai, mengemas barang, dan mengirim barang.Â
Selain itu, kardus bekas juga dapat diolah menjadi karya seni yang bernilai estetika tinggi dan bahkan bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.Â
Pemanfaatan sampah kardus bekas menjadi karya seni, seperti pembuatan kastil dari kardus, dapat berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya pada tujuan "Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab".Â
Hal ini mencakup upaya untuk mengelola konsumsi dan produksi secara berkelanjutan, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Mengolah kardus bekas menjadi karya seni atau barang guna ulang memiliki berbagai manfaat:
1. Perpanjangan Umur Material:Â
Dengan mendaur ulang dan memanfaatkan kembali kardus, kita dapat memperpanjang umur material tersebut, mengurangi kebutuhan akan kardus baru, dan pada akhirnya menghemat sumber daya alam seperti pohon.
2. Pengurangan Limbah di TPA:Â
Mengolah kardus bekas menjadi barang baru dapat membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.
3. Penciptaan Lapangan Kerja:Â
Proses daur ulang dan pembuatan barang dari kardus bekas dapat menciptakan peluang kerja dalam sektor pengelolaan sampah dan industri kreatif.
4. Penghematan Ruangan:Â
Kardus bekas bisa dimanfaatkan untuk mengemas dan menyimpan barang-barang, membantu mengorganisir ruang dan mengurangi kebutuhan akan wadah baru.
5. Potensi Seni dan Kerajinan:
Kardus dapat diolah menjadi berbagai karya seni dan kerajinan, seperti pigura foto, organizer, celengan, dan masih banyak lagi. Dengan tambahan bahan sederhana seperti lem, pita, manik-manik, kain, dan kertas warna, kardus bekas dapat diubah menjadi karya seni yang bernilai tinggi.
Dengan demikian, pemanfaatan kardus bekas tidak hanya mendukung upaya pengurangan sampah, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui kreativitas dan inovasi, sekaligus mendukung pencapaian SDGs terkait konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat dan potensi pemanfaatan kardus bekas dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memanfaatkan kardus bekas secara kreatif dan inovatif, kita tidak hanya membantu mengurangi timbulan sampah, tetapi juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam hal konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.Â
Upaya ini tidak hanya akan membawa manfaat lingkungan, tetapi juga ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H