Kunci utamanya adalah keseimbangan. Menjadi ibu yang bahagia tidak harus berarti meninggalkan karir, begitu juga sebaliknya.Â
Banyak wanita yang sukses membagi waktu dan energi mereka antara pekerjaan dan keluarga, membuktikan bahwa keduanya bisa berjalan beriringan.
Salah satu contohnya adalah bagaimana pendidikan tinggi memainkan peran penting dalam membantu wanita mengelola berbagai aspek kehidupannya.Â
Dengan pendidikan yang memadai, wanita memiliki lebih banyak pilihan dan kesempatan untuk berkembang, baik dalam karir maupun dalam peran sebagai ibu.Â
Pendidikan juga memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dukungan dari keluarga dan lingkungan kerja juga sangat penting.Â
Suami yang mendukung dan lingkungan kerja yang memahami kebutuhan perempuan pekerja, seperti fleksibilitas waktu kerja dan fasilitas daycare, dapat membantu mereka mencapai keseimbangan yang lebih baik antara karir dan keluarga.
Kebijakan pemerintah yang mendukung kesetaraan gender juga memainkan peran krusial.Â
Penyediaan cuti melahirkan yang memadai, perlindungan terhadap kekerasan di tempat kerja, dan program-program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan perempuan merupakan beberapa langkah yang dapat diambil untuk mendukung perempuan dalam menjalani peran ganda mereka.
Pada akhirnya, menjadi ibu dan wanita karir yang bahagia bukanlah tentang memilih salah satu dan mengorbankan yang lain, melainkan tentang bagaimana menemukan keseimbangan yang tepat.Â
Dengan dukungan keluarga, kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, dan akses terhadap pendidikan yang baik, setiap wanita memiliki kesempatan untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di kedua peran tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H