Di tengah meningkatnya perhatian global terhadap isu lingkungan, pemanfaatan limbah plastik menjadi salah satu fokus utama dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).Â
Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah transformasi air minum dalam kemasan menjadi produk bernilai seni dan fungsional.
Sampah plastik air minum dalam kemasan seringkali dianggap sebagai sampah yang tidak bernilai, namun kreativitas dan inovasi telah mengubah pandangan tersebut.Â
Dengan sedikit sentuhan seni dan keterampilan tangan, limbah ini dapat diubah menjadi berbagai produk yang tidak hanya indah dipandang tetapi juga bermanfaat.
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah plastik, menurut data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS), negara ini menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahunnya, di mana 3,2 juta ton atau 5 persennya adalah sampah plastik.Â
Dari jumlah tersebut, produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bermerek menyumbang 226 ribu ton atau 7,06 persen.Â
Lebih mengejutkan lagi, 46 ribu ton atau 20,3 persen dari total timbulan sampah produk AMDK bermerek merupakan sampah kemasan gelas plastik.
Namun, di balik statistik yang mengkhawatirkan ini, muncul inovasi yang menjanjikan: transformasi limbah gelas plastik minuman menjadi produk bernilai seni dan ekonomi, yang sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).