"Menjembatani tradisi dan teknologi, peran perempuan dalam transisi energi lokal"
Pemerintah Indonesia memang aktif mendorong transisi energi dengan berbagai target ambisius.Â
Menurut Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Indonesia menargetkan kontribusi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% dalam bauran energi nasional pada tahun 2025.Â
Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga 29% pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi yang diproyeksikan jika tidak ada intervensi kebijakan (business as usual scenario).
Dalam upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, peran perempuan dalam transisi energi lokal semakin mendapatkan perhatian serius.Â
Oxfam, sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang fokus pada pengentasan kemiskinan dan keadilan sosial, berkomitmen untuk mendorong partisipasi aktif perempuan dan penyertaan kelompok rentan dalam proses ini.
Partisipasi Perempuan Menuju Net Zero Emission (NZE) 2060
Perubahan iklim dan transisi energi bukanlah isu yang dapat diatasi oleh satu kelompok saja.Â
Oleh karena itu, partisipasi perempuan sangat penting untuk mencapai target NZE 2060.Â
Di berbagai komunitas lokal, perempuan seringkali memegang peran kunci dalam manajemen sumber daya dan pengambilan keputusan terkait energi.Â
Oxfam percaya bahwa dengan memberdayakan perempuan, kita dapat memanfaatkan perspektif unik dan kearifan lokal yang mereka miliki, yang sering kali berakar pada praktik-praktik tradisional yang berkelanjutan.