Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Buang Hajat ke Kali, Potret Lama Sanitasi Buruk Jakarta

8 Mei 2024   01:26 Diperbarui: 9 Mei 2024   09:15 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Anak-anak berenang di samping WC umum yang berada di atas Kali Ciliwung, di kawasan Kampung Melayu, Jakarta timur, Minggu (18/11/2018). (Foto: KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Sanitasi merupakan rangkaian praktik dan infrastruktur yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan manusia dengan memastikan pengelolaan limbah manusia yang aman dan layanan akses air bersih.

Sanitasi buruk di Jakarta merupakan gambaran dari masalah kompleks yang meliputi akses terbatas terhadap fasilitas sanitasi yang layak, praktik-praktik tidak higienis seperti pembuangan tinja langsung ke sungai, serta dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. 

Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh kota metropolitan dengan pertumbuhan cepat dan tekanan urbanisasi yang tinggi, di mana pembangunan infrastruktur sanitasi sering tidak mampu mengikuti laju perkembangan penduduk dan kebutuhan masyarakat. 

Sanitasi buruk Jakarta juga menyoroti ketidaksetaraan akses terhadap fasilitas sanitasi yang masih ada antara kawasan perkotaan yang terpencil dan kawasan perkotaan yang lebih modern, serta perlu adanya upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mencari solusi yang berkelanjutan.

Di tengah gemerlapnya kemajuan modernitas, Jakarta masih menghadapi tantangan besar terkait sanitasi. 

Salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah praktik buang hajat langsung ke kali, yang masih sering terjadi di beberapa kawasan ibu kota.

Kebiasaan ini, meskipun sudah dilarang dan dianggap tidak manusiawi, tetap bertahan di tengah masyarakat yang terbatas aksesnya terhadap fasilitas sanitasi yang layak. 

Diperparah dengan kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya sanitasi yang baik, praktik ini menjadi norma yang sulit diubah.

Dampaknya tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan masyarakat, tetapi juga menciptakan masalah lingkungan yang serius. 

Pembuangan tinja langsung ke sungai mengakibatkan pencemaran air yang berpotensi merugikan kehidupan akuatik dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Buang hajat ke kali Cipinang, potret lama sanitasi buruk Jakarta (dok: pribadi)
Buang hajat ke kali Cipinang, potret lama sanitasi buruk Jakarta (dok: pribadi)

Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas sanitasi yang layak melalui pembangunan toilet umum dan program-program penyuluhan. 

Namun, perubahan perilaku masyarakat membutuhkan waktu dan upaya yang lebih besar lagi.

Untuk mengatasi masalah praktik buang hajat ke sungai di Jakarta, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. Pembangunan Infrastruktur Sanitasi:

Pemerintah perlu meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas sanitasi yang layak, seperti toilet umum dan sistem pengelolaan limbah yang efisien.

2. Edukasi dan Penyuluhan:

Melakukan kampanye sosialisasi yang intensif tentang pentingnya sanitasi yang baik bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. 

Program-program penyuluhan dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku masyarakat.

3. Partisipasi Masyarakat: 

Melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses perubahan, termasuk pengembangan solusi lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan budaya setempat.

4. Penegakan Hukum:

Menerapkan sanksi yang tegas bagi pelanggar aturan terkait sanitasi, sehingga masyarakat memiliki insentif untuk mematuhi peraturan.

5. Kolaborasi Antar Sektor: 

Menggalang kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan komunitas lokal untuk menciptakan solusi holistik dan berkelanjutan.

6. Pengelolaan Limbah Berbasis Komunitas: 

Mendorong pengelolaan limbah berbasis komunitas yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengumpulan, pemrosesan, dan daur ulang limbah secara lokal.

***

Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, diharapkan Jakarta dapat mengatasi masalah sanitasi buruk dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi seluruh warganya.

Diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga lembaga swadaya masyarakat, untuk secara bersama-sama mengatasi masalah ini. 

Selain pembangunan infrastruktur, edukasi dan peningkatan kesadaran akan pentingnya sanitasi yang baik juga harus menjadi prioritas.

Melalui upaya yang berkelanjutan dan kolaboratif, diharapkan Jakarta dapat mengatasi masalah lama sanitasi buruk dan beralih menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi seluruh warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun