Proses selanjutnya adalah memberi warna pada karakter wayang menggunakan cat akrilik, sehingga menciptakan kesan visual yang menarik dan memikat.
Menggabungkan konservasi lingkungan dengan seni budaya Jawa, wayang sampah menjadi simbol dari kekuatan kolaborasi antara pelestarian warisan budaya dan upaya perlindungan lingkungan.
Tidak hanya sebagai karya seni yang estetis, wayang sampah juga memiliki dimensi budaya yang kuat.Â
Proses pembuatannya melibatkan kearifan lokal dalam hal pemanfaatan sumber daya yang ada di sekitar, serta kekayaan nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam seni wayang itu sendiri.
Terakhir, setelah semua komponen selesai disiapkan, wayang sampah dipasang pada bilah bambu untuk membentuk kerangka wayang yang kokoh.Â
Dengan menggunakan bahan baku berupa sampah-sampah kertas dan plastik yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari, masyarakat dapat menciptakan karya seni yang bernilai tinggi tanpa merusak lingkungan.
Sentuhan tangan-tangan kreativitas menciptakan kreasi wayang yang dapat digerakkan, memberikan kehidupan pada karakter-karakter yang telah diciptakan dari sampah-sampah yang tadinya dianggap tak berguna.
Wayang Sampah" bukan hanya sekadar karya seni yang indah, tetapi juga menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan dan warisan budaya yang patut dilestarikan.Â
Melalui kreativitas ini, kita dapat menyadari potensi dari hal-hal yang tampaknya tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai, serta menginspirasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memperkaya budaya lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI