Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Opera-Si Limbah "Wayang Sampah" Menggabungkan Konservasi Lingkungan Dengan Seni Budaya Jawa

7 Mei 2024   07:32 Diperbarui: 7 Mei 2024   09:11 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang sampah (dok: pribadi)


Menghidupkan kearifan lokal melalui "wayang sampah" lingkungan bersih dan berbudaya

Dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan bernilai budaya, muncul sebuah inovasi kreatif yang mengubah sampah menjadi seni bernama "Wayang Sampah". 

Siapa sangka, bahan baku yang biasa diabaikan seperti kertas, dapat menjadi bagian dari tradisi wayang yang kaya akan makna dan simbolisme.

Wayang sampah tidak hanya sekadar karya seni yang indah, tetapi juga merupakan simbol kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar.

Proses pembuatan wayang sampah dimulai dengan mengumpulkan sampah-sampah kertas dari lingkungan sekitar. 

Sampah-sampah ini kemudian dibersihkan dan dijemur agar siap untuk diolah lebih lanjut. 

Kardus bekas di manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan wayang sampah (dok: pribadi)
Kardus bekas di manfaatkan sebagai bahan baku pembuatan wayang sampah (dok: pribadi)

Contohnya, kardus yang telah dibersihkan dengan kain lap basah akan menjadi bahan dasar yang ideal untuk menciptakan karakter-karakter wayang.

Gambar pola wayang pada kertas (dok: pribadi)
Gambar pola wayang pada kertas (dok: pribadi)

Setelah sampah-sampah tersebut siap, langkah berikutnya adalah membuat gambar pola atau sketsa karakter wayang pada kertas yang telah dibersihkan. 

Gambar wayang digunting sesuai pola (dok: pribadi)
Gambar wayang digunting sesuai pola (dok: pribadi)

Kemudian, dengan teliti, kertas bekas tersebut digunting mengikuti pola yang telah ditentukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun