Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Move On Patah Hati Dan Kehidupan Yang Berlanjut"

17 April 2024   11:13 Diperbarui: 18 April 2024   15:49 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patah hati adalah bagian dari pengalaman manusia yang umum, dan meskipun terasa sulit, kita tidak sendirian (sumber gambar: bing)

"Move On" patah hati dan kehidupan yang berlanjut

Patah hati seringkali terasa seperti masakan yang tak kunjung sempurna. 

Ada yang mencoba resep-resep dari orang lain, seperti mendaki gunung atau solo traveling, namun kebahagiaan hanya singgah sesaat. 

Bahkan kisah-kisah inspiratif pun tak selalu mampu membawa kesembuhan yang absolut.

Patah hati adalah pengalaman emosional yang mendalam ketika seseorang merasa kehilangan atau terluka karena hubungan yang berakhir atau harapan yang hancur. 

Hal ini bisa meliputi perasaan sedih, kekecewaan, dan kesepian yang mendalam. 

Menghadapi patah hati bisa menjadi tantangan yang besar, tetapi ada beberapa langkah yang dapat membantu seseorang dalam proses penyembuhan:

1. Terimalah Perasaanmu: 

Penting untuk mengakui dan menerima perasaan yang muncul, termasuk sedih, marah, dan kecewa. Jangan menekannya atau berusaha untuk menghindarinya.

2. Berbicara dengan Orang yang Dipercaya: 

Berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang yang dipercaya dapat membantu meringankan beban emosional dan memberikan perspektif yang berharga.

3. Temukan Dukungan:

Carilah dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Terkadang, bantuan dari luar bisa memberikan pemahaman baru dan dukungan yang dibutuhkan.

4. Jaga Diri: 

Berusahalah untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Makan sehat, tidur cukup, dan lakukan aktivitas yang membuat kita merasa baik.

5. Berikan Waktu untuk Penyembuhan: 

Proses penyembuhan tidak bisa terjadi dalam semalam. Berikan diri kita waktu untuk merasakan dan memproses perasaan, dan jangan terlalu keras pada diri sendiri jika perasaan tidak langsung membaik.

6. Temukan Cara untuk Mengalihkan Perhatian: 

Cari kegiatan atau hobi yang membuat kita merasa baik atau terinspirasi. Ini bisa termasuk olahraga, seni, menulis, atau mengikuti kursus baru.

7. Jangan Putus Asa: 

Ingatlah bahwa patah hati adalah bagian dari pengalaman manusia yang umum, dan meskipun terasa sulit, kita tidak sendirian. Percayalah bahwa waktu akan menyembuhkan luka dan membawa ke tempat yang lebih baik.

Menghadapi patah hati membutuhkan waktu dan kesabaran, tetapi dengan dukungan yang tepat dan upaya yang konsisten, kita bisa melewati masa sulit ini dan berkembang menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.

Bagi sebagian orang, patah hati dapat mengganggu kesejahteraan emosional dan fisik mereka untuk sementara waktu, sementara yang lain mungkin butuh waktu yang lebih lama untuk pulih sepenuhnya. 

Hal ini merupakan proses alami dalam kehidupan manusia, meskipun tidak pernah menyenangkan, tetapi sering kali membawa pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.

Ada yang memilih untuk sibuk dengan pekerjaan, seperti saya sendiri, namun saat malam tiba, kesedihan masih menghampiri. 

Tapi dari semua kisah tersebut, ada satu kesamaan: keberanian untuk bangkit dari tempat tidur, menetapkan tujuan, dan terus berusaha. 

Mungkin tak selalu terasa membaik, tapi setidaknya kita tak merasa semakin buruk.

Dari pengalaman saya dan cerita-cerita yang saya dengar, orang-orang yang patah hati jarang menemukan kesembuhan yang mutlak. 

Yang mereka dapatkan adalah kemampuan untuk melanjutkan hidup, meski kesedihan masih terasa. 

Namun, hal itu membawa mereka menjadi lebih bijak dan siap menghadapi masa depan.

Rumus move on mungkin tak selalu sempurna, tapi setiap orang akan menemukan caranya sendiri. 

Yang terpenting adalah terus menjalani hidup, dengan semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun