Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peran Penting Usaha Kesehatan Sekolah dalam Mencegah Stunting

25 Januari 2024   18:04 Diperbarui: 25 Januari 2024   18:19 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengukuran tinggi dan berat badan secara berkala di SMK Angkasa 1 Jakarta/Dok Pribadi

Stunting dapat memiliki dampak serius pada perkembangan fisik dan kognitif anak, mempengaruhi kesehatan jangka panjang dan produktivitas di masa dewasa. 

Di tengah tantangan kesehatan yang dihadapi anak-anak, usaha kesehatan sekolah muncul sebagai pilar utama dalam upaya pencegahan stunting. 

Stunting, kondisi ketidakcukupan gizi yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan produktivitas individu. 

Dalam konteks ini, peran sekolah tidak hanya sebagai tempat pendidikan, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam meningkatkan kesehatan generasi mendatang.

Salah satu langkah krusial dalam mencegah stunting adalah penyuluhan gizi. 

Usaha kesehatan sekolah memberikan platform yang ideal untuk menyampaikan informasi tentang pola makan sehat, pentingnya nutrisi, dan cara memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup. 

Melalui program-program edukatif ini, siswa dan orang tua diberdayakan untuk membuat pilihan makanan yang lebih bijak, mengurangi risiko kekurangan gizi, yang dapat menyebabkan stunting.

Pemantauan pertumbuhan anak juga menjadi aspek vital dalam usaha kesehatan sekolah. 

Melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan, sekolah dapat secara rutin mengukur tinggi dan berat badan siswa, memantau perkembangan mereka, dan memberikan intervensi dini jika ada tanda-tanda stunting. 

Tindakan ini mendukung deteksi dini dan penanganan masalah gizi sebelum mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.

Contoh Penyuluhan Gizi:

Di sebuah sekolah, penyuluhan gizi diadakan setiap bulan. Ahli gizi lokal memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi anak, menyampaikan resep makanan sehat, dan memberikan contoh menu harian yang kaya akan vitamin dan mineral. 

Siswa dan orang tua terlibat aktif dalam sesi ini, mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya gizi dalam pertumbuhan anak.

Penyuluhan gizi dan pola hidup sehat dari Puskesmas (Dok. Pribadi)
Penyuluhan gizi dan pola hidup sehat dari Puskesmas (Dok. Pribadi)

Contoh Pemantauan Pertumbuhan:

Sekolah tersebut memiliki program pemantauan pertumbuhan rutin. Setiap semester, siswa diperiksa tinggi dan berat badannya oleh petugas kesehatan sekolah. 

Data ini dicatat dan dibagikan kepada orang tua, bersamaan dengan saran untuk memperbaiki pola makan anak-anak jika diperlukan. Dengan pendekatan ini, deteksi dini stunting dapat dilakukan, dan tindakan korektif dapat diambil sesegera mungkin.

Pemantauan pertumbuhan rutin, siswa diperiksa tinggi dan berat badannya oleh petugas kesehatan dari Puskesmas (Dok. Pribadi)
Pemantauan pertumbuhan rutin, siswa diperiksa tinggi dan berat badannya oleh petugas kesehatan dari Puskesmas (Dok. Pribadi)

Contoh Lingkungan Fisik yang Mendukung:

Sebuah sekolah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan fisik yang mendukung kesehatan. Mereka memastikan tersedianya fasilitas sanitasi yang bersih, menyediakan air minum yang aman, dan mempromosikan aktivitas fisik dengan memiliki lapangan olahraga dan program kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan gerakan fisik. 

Dengan cara ini, sekolah tidak hanya menjadi tempat pembelajaran, tetapi juga menjadi tempat yang mendorong pola hidup sehat bagi siswa.

Sekolah memiliki fasilitas lapangan olahraga untuk kegiatan olahraga siswa (Dok. Pribadi)
Sekolah memiliki fasilitas lapangan olahraga untuk kegiatan olahraga siswa (Dok. Pribadi)

Contoh Kolaborasi Sekolah, Keluarga, dan Komunitas:

Sekolah bekerja sama dengan puskesmas setempat dan kelompok ibu-ibu di sekitar sekolah. Mereka menyelenggarakan acara kampanye kesehatan bersama yang melibatkan orang tua, guru, dan masyarakat. 

Sekolah bekerja sama dengan puskesmas setempat melakukan pemeriksaan kesehatan gratis (Dok. Pribadi)
Sekolah bekerja sama dengan puskesmas setempat melakukan pemeriksaan kesehatan gratis (Dok. Pribadi)

Acara ini mencakup pemeriksaan kesehatan gratis, konsultasi gizi, serta pelatihan cara memasak makanan bergizi. Kolaborasi ini menciptakan ikatan kuat antara semua pihak, memberikan dukungan yang luas untuk mencegah stunting di tingkat komunitas.

Selain itu, menciptakan lingkungan fisik yang mendukung kesehatan di sekolah menjadi perhatian serius. Penyediaan fasilitas sanitasi yang baik, air bersih, dan ruang untuk aktivitas fisik dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga kesehatan anak-anak. 

Dengan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, sekolah tidak hanya menjadi tempat pembelajaran intelektual tetapi juga tempat yang mendukung pertumbuhan fisik yang optimal.

Usaha kesehatan sekolah bukan hanya tanggung jawab sekolah itu sendiri, tetapi juga melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar. 

Kolaborasi erat antara sekolah, keluarga, dan komunitas menjadi fondasi kuat dalam menjaga kesehatan anak-anak. Melalui kesadaran bersama dan aksi terkoordinasi, dapat dibangun pondasi yang kokoh untuk mencegah stunting dan memastikan setiap anak memiliki kesempatan tumbuh kembang yang maksimal.

Dengan peran sentralnya dalam pencegahan stunting, usaha kesehatan sekolah bukan hanya investasi dalam kesehatan fisik anak-anak, tetapi juga investasi dalam masa depan masyarakat yang lebih sehat dan produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun