Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Pesona Alam Berkelanjutan di Desa Wisata Puncak Bangku: Negeri di Atas Awan Nan Menawan

27 Desember 2023   02:32 Diperbarui: 27 Desember 2023   02:44 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negeri di atas awan, puncak bangku Ciamis (Dok. Pribadi)

"Sebuah cerita inspiratif tentang harmoni antara manusia dan alam."

Desa Situmandala, Jawa Barat-- Fenomena Negeri di Atas Awan, yang biasanya hanya dapat dinikmati dari puncak gunung, kini menjadi pesona yang bisa dijangkau di Desa Situmandala, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. 

Desa ini, yang dikenal sebagai Puncak Bangku, telah diubah menjadi destinasi wisata yang sedang hits, menjadi pusat perbincangan di berbagai platform media sosial.

Kabut tebal yang memeluk hutan dan perkampungan pada pagi hari memberikan pengalaman luar biasa.

fb-img-1703617371566-658b2833de948f3b401be252.jpg
fb-img-1703617371566-658b2833de948f3b401be252.jpg
Saat kabut tebal masih menyelimuti alam sekitar (Dok. Pribadi)

Pemandangan Negeri di Atas Awan yang terpesona menjadikan lokasi ini sebagai tujuan utama para traveler. Bagi yang ingin menyaksikan fenomena ini, disarankan datang pagi-pagi sekitar pukul 05.00 WIB, saat kabut tebal masih menyelimuti sekitar.

Perjalanan dari pusat kota Ciamis menuju Desa Puncak Bangku memakan waktu sekitar 40 menit dengan kendaraan berkecepatan 40-50 km/jam. Rute yang diambil melalui Alun-alun Ciamis, Baregbeg, Sukadana, dan Kecamatan Rancah. Petunjuk menuju Puncak Bangku akan membimbing perjalanan.

Puncak Bangku, terletak di dataran tinggi dengan tebing-tebing yang memukau, menawarkan pemandangan hijau dari puncak-puncak bukit di kejauhan.

Udara sejuk di lokasi ini menciptakan suasana yang ideal untuk menikmati segelas kopi atau susu hangat sambil meresapi keindahan alam.

Pesona asri pemandangan alam yang berkelanjutan (Dok. Pribadi)
Pesona asri pemandangan alam yang berkelanjutan (Dok. Pribadi)

Pandangan terhadap pariwisata berkelanjutan saat ini sangat penting. Keberlanjutan tidak hanya tentang mempertahankan keindahan alam, tetapi juga tentang keterlibatan masyarakat lokal. 

Seberapa jauh masyarakat terlibat dan mendapatkan manfaat dari pariwisata menjadi indikator keberlanjutan yang sejati.

Menariknya, destinasi ini memberikan pengalaman wisata yang terjangkau. Tiket masuk gratis, hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp 2K-Rp 5K. 

Dengan fenomena awan yang muncul antara pukul 05.00-08.00 WIB, setiap pengunjung dapat merasakan kedamaian dan kecantikan alam yang berkelanjutan tanpa membebani dompet mereka.

Desa Wisata Puncak Bangku, dengan segala keindahan dan kenyamanannya, menjadi cerminan pariwisata berkelanjutan yang menggugah hati. Sementara pengunjung menikmati panorama yang menakjubkan, Desa ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk terlibat dan mendapatkan manfaat dari keberlanjutan ini. Sebuah cerita inspiratif tentang harmoni antara manusia dan alam.

Dukungan yang dibutuhkan masyarakat umumnya melibatkan kewirausahaan manajemen pariwisata berkelanjutan,  pelestarian alam, dan insentif ekonomi (Dok.
Dukungan yang dibutuhkan masyarakat umumnya melibatkan kewirausahaan manajemen pariwisata berkelanjutan,  pelestarian alam, dan insentif ekonomi (Dok.

Edukasi dan dukungan yang dibutuhkan oleh masyarakat lokal umumnya melibatkan pelatihan dalam manajemen pariwisata berkelanjutan, pemahaman lebih lanjut tentang pelestarian alam, dan insentif ekonomi yang adil bagi mereka. 

Melalui pendekatan ini, Desa Puncak Bangku dapat terus menjadi inspirasi bagi desa-desa wisata lainnya, menciptakan model pariwisata berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun