Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meningkatkan Kapasitas dan Profesionalisme Guru dalam Mengajar dengan Pendekatan yang Responsif Gender

8 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 8 Desember 2023   10:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme guru dalam mengajar dengan pendekatan yang responsif gender (Dok. Pribadi)

Guru adalah salah satu faktor kunci dalam proses pendidikan yang berkualitas. Guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter, nilai, dan sikap siswa-siswi. 

Pendekatan yang responsif gender adalah pendekatan yang mengakui, menghargai, dan memenuhi kebutuhan, minat, dan potensi siswa laki-laki dan perempuan secara setara dan adil. 

Pendekatan ini bertujuan untuk menghapus ketimpangan gender dalam pendidikan dan memastikan akses, kualitas, relevansi, hasil, dan dampak pendidikan yang sama bagi siswa laki-laki dan perempuan. 

Pendekatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab siswa terhadap isu-isu gender dalam masyarakat.

Untuk mengajar dengan pendekatan yang responsif gender, guru perlu meningkatkan kapasitas dan profesionalisme dalam beberapa aspek, antara lain:

1. Pengetahuan tentang konsep, prinsip, dan manfaat kesetaraan gender dalam pendidikan. 

Guru perlu memahami bahwa gender adalah konstruksi sosial yang dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman dan budaya. 

Guru juga perlu memahami bahwa kesetaraan gender adalah hak asasi manusia yang harus dijunjung tinggi dalam pendidikan. Guru juga perlu memahami bahwa kesetaraan gender dapat memberikan manfaat bagi individu, masyarakat, dan pembangunan.

2. Keterampilan dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang responsif gender. Guru perlu memiliki keterampilan dalam menyusun kurikulum, metode, materi, dan lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan standar nasional dan internasional, serta mengintegrasikan perspektif gender dalam semua aspek pembelajaran. 

Guru juga perlu memiliki keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara yang menghormati, menghargai, dan memberdayakan siswa laki-laki dan perempuan secara setara. Guru juga perlu memiliki keterampilan dalam mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan indikator dan instrumen yang sensitif gender.

3. Sikap yang mendukung dan mendorong kesetaraan gender dalam pendidikan. Guru perlu memiliki sikap yang positif dan proaktif dalam menghapus diskriminasi, stereotip, dan bias gender dalam pendidikan. 

Guru juga perlu memiliki sikap yang kooperatif dan kolaboratif dengan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pendidikan, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, orang tua, masyarakat, dan media. Guru juga perlu memiliki sikap yang kritis dan reflektif terhadap praktik-praktik pendidikan yang tidak responsif gender.

Untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme guru dalam mengajar dengan pendekatan yang responsif gender, diperlukan dukungan dan fasilitas dari berbagai pihak, seperti:

1. Pemerintah, yang perlu menyediakan kebijakan, regulasi, dan anggaran yang mendukung kesetaraan gender dalam pendidikan. Pemerintah juga perlu menyediakan pelatihan, bimbingan, dan supervisi yang berkualitas bagi guru dalam mengajar dengan pendekatan yang responsif gender. 

Pemerintah juga perlu menyediakan insentif dan penghargaan bagi guru yang berprestasi dalam mengajar dengan pendekatan yang responsif gender.

2. Lembaga pendidikan, yang perlu menyediakan infrastruktur, sarana, dan prasarana yang memadai dan ramah gender bagi guru dan siswa. Lembaga pendidikan juga perlu menyediakan kurikulum, metode, materi, dan lingkungan pembelajaran yang responsif gender bagi guru dan siswa. 

Lembaga pendidikan juga perlu menyediakan forum, jaringan, atau mekanisme yang memfasilitasi komunikasi, konsultasi, dan kolaborasi antara guru dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pendekatan yang responsif gender.

3. Orang tua, yang perlu mendukung dan memantau perkembangan anak-anak mereka dalam mengikuti pembelajaran yang responsif gender. Orang tua juga perlu memberikan bimbingan dan nilai-nilai moral yang sesuai dengan prinsip kesetaraan gender di rumah. 

Orang tua juga perlu berpartisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan pendidikan yang responsif gender di sekolah.Masyarakat, yang perlu memberikan dukungan dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan pendidikan yang responsif gender di sekolah. 

Masyarakat juga perlu menciptakan lingkungan yang kondusif dan harmonis bagi proses belajar yang responsif gender di sekolah. Masyarakat juga perlu mengkritisi dan mengawasi kinerja pendidikan yang responsif gender di sekolah.

4. Media, yang perlu menyajikan informasi dan hiburan yang positif dan edukatif tentang kesetaraan gender dalam pendidikan. Media juga perlu mengkritisi dan mengawasi kinerja pendidikan yang responsif gender di sekolah. Media juga perlu mempromosikan dan memberikan apresiasi bagi guru dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran yang responsif gender.

Dengan meningkatkan kapasitas dan profesionalisme guru dalam mengajar dengan pendekatan yang responsif gender, kita dapat menciptakan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berkeadilan. 

Pendidikan dapat memberikan manfaat bagi siswa laki-laki dan perempuan, masyarakat, dan pembangunan. Pendidikan yang demikian dapat membantu laki-laki dan perempuan mengembangkan potensi, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk hidup yang lebih baik. 

Pendidikan yang demikian dapat membantu siswa laki-laki dan perempuan berpartisipasi dan berkontribusi secara aktif dan positif dalam pembangunan yang berkelanjutan. Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang kita butuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun