Pneumonia Mycoplasma adalah salah satu bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia, yaitu infeksi paru-paru yang dapat menimbulkan gejala seperti batuk, demam, sesak napas, dan nyeri dada.
Pneumonia akibat Pneumonia Mycoplasma biasanya lebih ringan daripada pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lain.
Namun, infeksi ini tetap perlu diwaspadai karena dapat berlangsung lama dan menyebabkan komplikasi pada organ lain, seperti jantung, otak, dan kulit.
Belakangan ini, kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae meningkat di beberapa negara, seperti China, Denmark, dan Belanda.Â
Di Indonesia, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga melaporkan adanya beberapa kasus anak yang terinfeksi  Pneumonia Mycoplasma. Saat ini, penyelidikan epidemiologi sedang dilakukan untuk mengetahui sumber dan penularan bakteri ini.
Pneumonia Mycoplasma menular melalui kontak dengan cairan pernapasan, seperti ludah atau lendir, dari orang yang terinfeksi. Bakteri ini dapat menyebar melalui batuk, bersin, atau berbicara dekat dengan orang lain.Â
Bakteri ini juga dapat bertahan hidup di udara selama beberapa jam, sehingga dapat menular di tempat-tempat yang ramai atau tertutup, seperti sekolah, asrama, atau transportasi umum.
Untuk mencegah infeksi Mycoplasma pneumoniae, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol, terutama sebelum dan sesudah bersentuhan dengan orang lain, atau menyentuh mata, hidung, atau mulut.
2. Menutup mulut dan hidung tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin, dan membuang tisu bekas dengan benar.
3. Menghindari berbagi barang pribadi, Â gelas, piring, sendok, garpu, atau sikat gigi, dengan orang lain.
Menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit, dan menjauhkan diri dari keramaian atau tempat tertutup jika sedang sakit.
4. Menggunakan masker wajah saat berada di tempat umum, terutama jika ada risiko terpapar COVID-19.
5. Melakukan vaksinasi yang dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi yang dapat menyebabkan pneumonia, seperti vaksin pneumonia dan vaksin flu.
Jika mengalami gejala pneumonia, seperti batuk kering yang berkepanjangan, demam rendah, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, nyeri dada, sakit tenggorokan, atau ruam kulit, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.Â
Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik yang efektif melawan Pneumonia Mycoplasma, seperti makrolida, tetrasiklin, atau fluorokuinolon. Antibiotik ini harus diminum sesuai anjuran dokter, meskipun gejala sudah membaik.
Pneumonia Mycoplasma adalah bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia yang ringan namun berkepanjangan. Dengan mengetahui gejala, penyebab, dan cara penanganannya, kita dapat mengatasi infeksi ini dengan baik dan mencegah komplikasi yang serius.Â
Dengan melakukan tindakan pencegahan, kita juga dapat mengurangi risiko terinfeksi dan menularkan bakteri ini kepada orang lain. Mari jaga kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari infeksi pernapasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H