4. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pengelolaan limbah elektronik, baik secara formal maupun informal.      Â
Pengelolaan limbah elektronik yang formal melibatkan pemerintah, perusahaan, atau lembaga yang memiliki izin dan standar untuk melakukan kegiatan daur ulang limbah elektronik.Â
Pengelolaan limbah elektronik yang informal melibatkan individu atau kelompok yang melakukan kegiatan pembongkaran, pemisahan, atau penjualan limbah elektronik tanpa izin dan standar.Â
Pengelolaan limbah elektronik yang formal maupun informal perlu ditingkatkan kapasitas dan kualitasnya agar dapat menghasilkan produk daur ulang yang berkualitas, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
5. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara negara-negara dalam pengelolaan limbah elektronik, khususnya dalam hal pengawasan, regulasi, dan transfer teknologi. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Kerjasama dan koordinasi antara negara-negara dapat membantu mengatasi masalah perdagangan limbah elektronik yang ilegal, yang seringkali melibatkan negara-negara berkembang sebagai tujuan akhir.Â
Kerja sama dan koordinasi antara negara-negara juga dapat membantu meningkatkan akses dan kapasitas negara-negara berkembang dalam pengelolaan limbah elektronik yang ramah lingkungan.
Limbah elektronik merupakan masalah global yang membutuhkan tindakan yang serius. Limbah elektronik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga mengandung bahan berbahaya yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati.Â
Untuk mengurangi dampak negatif limbah elektronik terhadap biodiversitas, diperlukan solusi dan penanganan yang melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, produsen, konsumen, maupun pengelola limbah.Â