4. Konkurensi yang Kuat:Â Persaingan di industri peralatan dapur sangat ketat. Perusahaan-perusahaan lain yang lebih adaptif terhadap perubahan pasar telah berhasil menarik perhatian konsumen dengan produk-produk yang lebih sesuai dengan gaya hidup modern.
5. Keterbatasan Dalam Pemasaran Digital: Tupperware tidak sepenuhnya memanfaatkan potensi pemasaran digital dan media sosial untuk menjangkau konsumen. Generasi yang lebih muda tumbuh dengan teknologi, dan kurangnya upaya dalam hal pemasaran digital telah mengurangi visibilitas merek ini.
Untuk tetap relevan di era gen z, Tupperware perlu melakukan perubahan yang signifikan dalam produk, pemasaran, dan model bisnisnya. Ini termasuk eksplorasi bahan yang lebih ramah lingkungan, transformasi digital, dan pengembangan cara-cara baru untuk berinteraksi dengan pelanggan. Jika tidak, Tupperware mungkin terus berjuang untuk beradaptasi dengan generasi yang semakin dominan di pasar konsumen.
Menghadapi kombinasi faktor-faktor ini, Tupperware, yang telah menjadi bagian penting dari sejarah peralatan dapur, mengambil keputusan sulit untuk mengakhiri operasinya. Meskipun merek ini mungkin terus dikenang sebagai simbol penyimpanan makanan yang ikonik, perubahan dalam preferensi konsumen dan keberlanjutan telah menyebabkan Tupperware gulung tikar setelah puluhan tahun dalam bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H