Udara kota metropolitan Jakarta belakangan ini telah menyulut kekhawatiran serius. Asap tebal melintasi langitnya, meresahkan warga, dan menimbulkan pertanyaan besar: Siapa yang bertanggung jawab atas kondisi ini?
Jakarta, 15 September 2023 - Setiap pagi, ketika warga Jakarta membuka jendela, mereka berharap untuk menghirup udara segar yang mengisi paru-paru mereka. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, harapan itu sering kali sirna.Â
Jakarta, ibu kota Indonesia, telah menjadi saksi dari sebuah masalah yang semakin mendesak: polusi udara. Asap tebal telah melingkupi langitnya, menghantui kehidupan sehari-hari penduduknya, dan menyebabkan kekhawatiran akan kesehatan.
Pertanyaan pun muncul: Bagaimana solusinya?
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk mengatasi masalah ini. Salah satu langkahnya adalah meluncurkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan metode water mist spraying. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama BRIN, BMKG, TNI, dan pihak terkait lainnya bekerja sama dalam operasi ini.
Dua pesawat Cesna telah terbang selama 82 jam 50 menit membawa 70.500 liter air yang disemprotkan ke atmosfer Jakarta untuk menciptakan evaporasi buatan. Hasilnya, terlihat penurunan nilai polutan PM 2.5 yang signifikan, dan langit di wilayah Jakarta mulai terlihat bersih.
Namun, masalah polusi Jakarta tidak hanya bisa diatasi dengan langkah jangka pendek.Â
Untuk solusi jangka panjang, ada beberapa langkah yang perlu diambil:
1. Ganti Bahan Bakar PLTU:
Mengganti bahan bakar pembangkit listrik termal (PLTU) di sekitar Jakarta dari batubara ke gas adalah salah satu langkah penting dalam mengurangi emisi polusi udara.
2. Program Pasang Solar Panel:
Mendorong program nasional untuk memasang panel surya di rumah-rumah dan menghubungkannya ke grid listrik PLN adalah cara untuk mengurangi beban PLN dan mengurangi ketergantungan pada pembakaran batubara di PLTU.