Dalam dunia kuliner yang kaya dengan mitos atau fakta, salah satu cerita yang telah lama beredar adalah larangan untuk mengonsumsi durian dan terong secara bersamaan. Keduanya dikenal sebagai bahan makanan yang khas dalam masakan Asia, masing-masing dengan ciri dan karakteristik uniknya.Â
Pesona rasa dan aroma yang dimiliki oleh masing-masing makanan ini, mitos pun muncul, mengatakan bahwa mengombinasikan kedua makanan tersebut dapat mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan bagi kesehatan.Â
Apakah benar bahwa makan durian dan terong bersamaan dapat mengancam kesehatan kita?Â
Kita akan mengupas lebih dalam mengenai asal-usul mitos ini, mencari fakta di baliknya, dan mengupas apakah memang ada alasan ilmiah yang kuat untuk menghindari kombinasi dua buah ini.Â
Dengan demikian, kita akan meruntuhkan tembok mitos dan membuka pintu ke pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara makanan, kesehatan, dan kebenaran secara ilmiah.
Di balik kelezatan buah durian yang begitu terkenal, tersimpan sebuah mitos yang mungkin belum banyak orang ketahui.Â
Konon, makan durian bersamaan dengan terong bisa menyebabkan dampak yang tidak diinginkan bagi tubuh kita. Meski terkesan sebagai sebuah pantangan, nyatanya mitos ini memiliki dasar ilmiah yang menarik untuk dipelajari.
Terong, si sayuran unggulan dalam masakan Asia, ternyata memiliki sifat yang mampu meningkatkan suhu tubuh setelah dikonsumsi. Hal ini berbanding terbalik dengan durian, sang raja buah yang dikenal mampu memberikan sensasi hangat di perut karena kandungan kalorinya yang tinggi.Â
Kombinasi dua faktor ini, yaitu kenaikan suhu tubuh akibat terong dan panas alami yang dihasilkan oleh durian, dapat berpotensi mengganggu keseimbangan termal tubuh kita.
Apalagi, bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau masalah kardiovaskular, hal ini dapat menjadi perhatian serius. Penyakit jantung seringkali membuat tubuh lebih sensitif terhadap perubahan suhu yang ekstrem, dan kombinasi durian dan terong sepertinya menjadi resep yang sempurna untuk memicu ketidaknyamanan. Namun, tentu saja, hal ini tidak perlu kita menghindar dari kedua makanan tersebut secara mutlak.
Sementara terdapat landasan ilmiah untuk mitos ini, tak dapat dipungkiri bahwa respons tubuh setiap individu berbeda-beda. Beberapa orang mungkin merasa tidak apa-apa setelah mengonsumsi durian dan terong dalam satu waktu, sementara yang lain dapat merasakan dampak negatifnya.Â
Mungkin, yang dapat kita ambil dari mitos ini adalah betapa pentingnya memahami tubuh kita sendiri dan mendengarkan isyarat yang diberikan olehnya. Jika kita termasuk dalam kelompok yang rentan terhadap perubahan suhu tubuh atau memiliki riwayat penyakit jantung, lebih baik menghindari mengonsumsi durian dan terong dalam waktu yang bersamaan. Namun, bagi sebagian orang, campuran unik ini mungkin tetap bisa dinikmati tanpa menimbulkan masalah serius.
Sebelum kita benar-benar mengambil kesimpulan, penting untuk berkonsultasi dengan pihak medis atau ahli gizi yang dapat memberikan panduan yang sesuai dengan kondisi kesehatan kita masing-masing. Jadi, meski terong dan durian tampaknya memiliki perbedaan suhu, ada banyak hal lain yang dapat kita pelajari dari harmoni makanan dan kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H