Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sleep Paralysis: Fenomena Fase Tidur Belum Sempurna

6 Agustus 2023   00:00 Diperbarui: 6 Agustus 2023   00:05 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saat mengalami Sleep Paralysis, seseorang sering merasa sesak napas dan terjebak dalam perasaan takut atau ancaman yang menakutkan. Sensasi ini dapat diiringi dengan halusinasi visual atau auditif yang sangat nyata, seperti melihat bayangan gelap, sosok aneh, atau mendengar suara-suara mengerikan.

Sleep Paralysis atau Paralisis Tidur adalah fenomena unik yang dialami oleh banyak orang di seluruh dunia. Pengalaman ini terjadi ketika seseorang bangun dari tidur atau hendak tidur, namun menemukan diri mereka tidak dapat bergerak atau berbicara, meskipun sepenuhnya sadar. Fenomena ini sering kali disertai perasaan takut dan sensasi sesak napas yang sangat mengganggu.

Mengapa Sleep Paralysis Terjadi?

Fenomena Sleep Paralysis umumnya terjadi saat seseorang mengalami gangguan dalam regulasi tidur, khususnya pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement). Pada fase ini, otak menjadi sangat aktif dan kita bermimpi dengan intensitas tinggi. Untuk mencegah kita bergerak secara fisik selama fase tidur ini, otak juga mengirimkan sinyal ke otot-otot kita agar menjadi lemah atau terkunci. Tujuannya adalah agar tubuh tidak merespons terhadap mimpi-mimpi yang kita alami, sehingga kita tetap dalam posisi tidur yang nyaman dan aman.

Perbedaan Sleep Paralysis dengan Mimpi Buruk

Walaupun Sleep Paralysis bisa dikaitkan dengan halusinasi mengerikan dan perasaan takut, penting untuk diingat bahwa fenomena ini berbeda dengan mimpi buruk. Pada Sleep Paralysis, seseorang merasa terjaga sepenuhnya dalam keadaan sadar, sementara mimpi buruk biasanya terjadi saat kita sedang bermimpi. Selain itu, pada Sleep Paralysis, seseorang tidak dapat bergerak atau berbicara sama sekali, sementara pada mimpi buruk, kita bisa bergerak atau bahkan terbangun ketika kita merasa terlalu takut.

Faktor Penyebab Sleep Paralysis

Meskipun Sleep Paralysis bisa dialami oleh siapa saja, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan mengalami fenomena ini, antara lain:

1. Gangguan Tidur dan Kecemasan: Kurang tidur, tidur tidak teratur, dan tingkat kecemasan yang tinggi dapat menjadi pemicu terjadinya Sleep Paralysis.

2. Kelainan Tidur: Beberapa gangguan tidur, seperti sleep apnea atau narcolepsy, dapat berkontribusi terhadap terjadinya Sleep Paralysis.

3. Genetik: Jika ada riwayat Sleep Paralysis dalam keluarga, maka kemungkinan seseorang juga mengalami fenomena ini akan lebih tinggi.

Cara Mengatasi Sleep Paralysis

Jika mengalami Sleep Paralysis secara teratur dan mengganggu kualitas tidur, ada beberapa langkah yang dapat dicoba untuk mengatasinya:

1. Jaga Rutinitas Tidur: Usahakan tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari untuk membantu tubuh mendapatkan ritme tidur yang stabil.

2. Kurangi Stres: Cari cara untuk mengurangi tingkat stres dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Konsultasikan ke Dokter: Jika Sleep Paralysis sangat mengganggu, berkonsultasilah dengan dokter untuk mencari tahu apakah ada kondisi medis lain yang mungkin mempengaruhinya.

Sleep Paralysis, meskipun menakutkan, sebenarnya adalah fenomena alami yang sering terjadi pada banyak orang. Dengan memahami apa yang menyebabkan fenomena ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi faktor pemicunya, kita dapat mengurangi dampak Sleep Paralysis pada tidur dan kesehatan kita secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun