Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Pemerhati Lingkungan, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filosofi "MAN" Ki Hajar Dewantara, Apakah Relevan Dengan Pendidikan Sekarang?

4 Juni 2023   21:51 Diperbarui: 4 Juni 2023   23:53 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan di era Merdeka Belajar (Dok. Pribadi).

Untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045, penting bagi dunia pendidikan melakukan perubahan pola pikir.

Mengenal pendidikan di nusantara,
dasar pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara tidak menggunakan pendekatan paksaan seperti jaman Belanda tetapi dengan pendekatan "MAN" yaitu Momong, Among dan Ngemong.

Momong, Among dan Ngemong.

Momong berarti merawat/mendidik sedangkan among yang berarti memberi contoh dan ngemong yang berarti proses untuk mengamati, mengawasi dan mengarahkan.

Ketika Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara membuka sekolah bagi rakyat pribumi pertama sekali pada tanggal 3 Juli 1922  di Yogyakarta, Ki Hajar Dewantara memberi nama sekolahnya dengan sebutan " Taman Siswa". 

Menurut beliau sekolah itu harus seperti taman, agar peserta didik merasa belajar itu seperti bermain, menyenangkan dan tidak membosankan serta paling penting tidak menakutkan bagi mereka.

Itulah pentingnya kita membaca kembali ide-ide besar dari Ki Hadjar Dewantara, dan berupaya untuk mengontekstualisasikannya sesuai dengan kondisi di era Merdeka Belajar.

Di era digital dengan otomatisasi, kecerdasan buatan dan ragam variannya tidak boleh membuat peserta didik kita semakin tercerabut rasa kemanusiaanya.

Pendidikan harus membuat anak mencintai bangsa, identitas dan budayanya.

Pendidikan harus memiliki nilai yang jelas, apalagi masa SD dan SMP merupakan masa dimana pondasinya harus kuat.

Seperti tiga dasar utama pengajaran yang Ki Hadjar Dewantara sampaikan, adalah:

1. Pengajaran rakyat harus bersemangat keluhuran budi manusia.

2. Pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kecerdasan budi pekerti, membangun karakter.

3. Pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kekeluargaan.

Apa hubungannya mengajar sama dengan mengembala domba?

Karena domba memiliki emosional yang tidak stabil, mudah cemas, sedih dan tertekan. 

Mengembala di alam terbuka supaya wawasan mereka terbuka dan dapat mengambil keputusan ditengah kesulitan walaupun dalam kesendirian.

Pendidik memang tidak disuruh mengembala, tetapi pendidik dituntut bagaimana bisa momong (ngasuh), among (menjaga) dan ngemong (ngayomi).

Hal ini berarti, pendidik yang dibutuhkan adalah mereka yang mampu menemani gejolak kaum muda yang mudah terombang-ambing di era semakin cepatnya perubahan zaman.

Di sinilah peran pendidik yang terus melakukan kegiatan belajar mengajar pada jenjang: 

1. Momong (masa kanak-kanak siswa berusia 1-7 tahun). 

2. Among (masa pertumbuhan jiwa dan pikiran 7 -- 14 tahun).

3. Ngemong (masa terbentuknya budi pekerti dan kesadaran sosial 14- 21 tahun).

"Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat"
(Ki Hajar Dewantara).

Menjadi seorang pendidik adalah profesi yang mulia, memiliki keunikan tersendiri dalam mengemban tugas dan amanah tersebut. 

Sebagai seorang pendidik terkadang kita memperlakukan peserta didik tanpa memperhitungkan apa yang menjadi kebutuhan belajar mereka, kita lebih berfokus kepada intelektual atau kognitifnya saja, sehingga terkadang peserta didik tidak memiliki kebebasan bahkan tertekan dengan segala pola pembelajaran yang membuat mereka tidak berkembang sesuai dengan kodrat dan  potensi yang dimilikinya. 

Kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan pendidik dalam menerapkan pola pembelajaran yang kreatif, inovasi, menyenangkan dan berpusat pada peserta didik.

Ayo Bergerak, sekecil apapun gerakkan kita. Jika itu dilakukan secara bersama-sama, percayalah efeknya sangat besar utk kemajuan pendidikan di Indonesia.

Pendidikan harus memerdekakan manusia, di era "Merdeka Belajar".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun