Rokok elektrik atau yang sering kita sebut "Vape" merupakan langkah alternative pemerintah untuk mengurangi penggunaan rokok konvensional.
Setuju saja sama opini ini, namun tetep saja setiap opini yang dibuat tentunya akan memiliki sisi pro dan kontra.
Tidak dapat dipungkiri bahwasanya dengan adanya rokok elektrik, penggunaan rokok konvensional bukannya mengalami penurunan yang signifikan tetapi masih meningkatkan penggunaan rokok konvensional.
Berdasarkan laporan Philip Morris International, HMSP membukukan penjualan 82,2 miliar batang rokok sepanjang 2021. Jumlah ini meningkat 4,3% dari realisasi penjualan rokok tahun sebelumnya 79,5 miliar batang.
Dengan adanya pelegalan rokok elektrik solusikah? atau masalahkah? Mengingat kurangnya sosialisasi tentang rokok elektrik sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial di Indonesia.
Rokok elektrik, telah menjadi alternatif yang semakin populer bagi perokok yang ingin berhenti merokok atau mengurangi konsumsi tembakau.Â
Namun, perlu dicatat bahwa rokok elektrik tidak sepenuhnya aman dan terdapat potensi risiko kesehatan yang terkait dengannya. Â Meskipun rokok elektrik mungkin dianggap lebih sedikit berbahaya dibandingkan merokok tradisional, tetapi tetap mengandung nikotin yang bersifat adiktif dan dapat menyebabkan bahaya pada otak remaja dan janin.
Rokok elektrik kini menjadi bagian gaya hidup anak muda hingga dewasa. Banyak yang berpendapat bahwa mengisap rokok elektrik lebih aman daripada merokok. Pernyataan ini tentu kurang tepat. Nyatanya, bahaya rokok elektrik atau rokok konvensional sama-sama memengaruhi kesehatan.Â
Seperti diketahui rokok elektrik merupakan rokok yang menghasilkan uap dan menjadi asap dari hasil pembakaran liquid yang dipanaskan oleh daya dari baterai. Ada yang bilang, rokok elektrik sama bahayanya seperti rokok tembakau. Tapi ada juga yang berpendapat, rokok elektrik justru lebih aman dibandingkan dengan rokok tembakau.Â
Jadi, mana yang benar? rokok elektrik mengandung beragam bahan kimia, meliputi nikotin, propilen glikol, dan logam berat (nikel, timah, timbal, dan kadmium).
Coba kita bayangkan sendiri, Â suatu larutan kimia (rokok sintetis - artifisial) dibakar dan dihisap. Apa yang terjadi sekarang? Banyak penghisap rokok elektrik yang hancur paru-parunya jauh lebih mengerikan di banding TBC.
Kandungan di Dalam Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional.
Rokok elektrik (e-Cigarette) menggunakan keping pintar/cerdas dan sensor aerodinamis untuk mengendalikan asap yang dihasilkan. Pada rokok elektrik (e-Cigarette), terdapat cairan berberat jenis rendah yang digunakan untuk memproduksi aroma dan uap melalui transmisi penyalur super mikro yang berbentuk saluran-saluran kecil berongga. Cairan tersebut diatomisasi sehinga menjadi butiran asap berukuran 0.3 - 1.2 um.
Pada rokok tembakau biasa, nikotin yang terkandung di dalamnya adalah sebesar 1.1 mg/pcs sehingga tiap pack rokok biasa mengandung 1.1 mg x 20 batang = 22 mg nikotin. Sedangkan rokok elektrik (e-Cigarette) memberikan kuota penghirupan lebih dari 200 x / setara dgn 1 pack rokok biasa (20 batang). Kepadatan yang tertinggi adalah 11 mg. Jauh lebih rendah dibanding dengan rokok tembakau konvensional.
Bahaya mana rokok elektrik atau rokok konvensional?
Perbedaan yang paling besar dari vape dan rokok itu terletak di senyawa TARnya, rokok ada senyawa TAR sedangkan vape itu tidak ada, Senyawa yang terdapat rokok elektrik itu terletak di Pg dan gliserin yang bahkan sering terdapat pada makanan (contoh: eskrim )
jadi lebih berbahaya rokok konvensional karena efek tar itu mengendap dan membentuk plak hitam secara langsung di paru paru.
Jadi rokok elektrik apakah aman?
Tentu saja tidak, walaupun tidak separah rokok konvensional, rokok elektrik memiliki perisa yang namanya  diasetil yang buat asap jadi aroma harum wangi. Efeknya bisa ke paru-paru (paru-paru basah , paru-paru kronis dan kanker). Jadi antara rokok konvensional dengan rokok elektrik  termasuk berbahaya juga bagi kesehatan.
Apa MOD dan POD?
Mod adalah badan atau bagian utama dari vape yang di dalamnya terdapat baterai beserta rangkaian listrik yang digunakan untuk menyalurkan arus ke dalam atomizer. Ada dua jenis mod rokok elektrik yaitu electrical mod yang mempunyai komponen listrik berupa chip dan mechanical mod tidak mempunyai komponen listrik.
Sedangkan Pod merupakan salah satu jenis rokok elektrik dengan kegunaan untuk mengisap nikotin melalui corong yang terhubung dengan magnet pada bagian badan mesin rokok elektrik.
Enakan mana rokok elektrik atau rokok konvensional?
Ketika coba rokok elektrik dari POD hingga MOD malah bisa mungkin karena asapnya kali yak yang soft. Jadi  bisa diambil kesimpulan mana yang lebih enak, tapi teman saya yang perokok beralih ke rokok elektrik mengakui agak berat buat beralih ke rokok elektrik.
Kalau rokok elektrik itu apakah ada aturannya?
Aturan lebih kearah etika, apalagi yang menggunakan MOD asap itu lebih tebal dari rokok konvensional dan POD, jadi tidak bisa senak juga menghisap diluar ruangan.Â
Perhatikan sekitar, bahkan lebih bagus bertanya boleh atau tidak, karena tidak semua orang terbiasa dengan asap walaupun di bilang itu wangi. Jangan pernah hembuskan asap kedepan apalagi kemuka orang hembuskan aja kebawah atau keatas, di angkutan umum lebih baik jangan, kalaupun ngebet kali kalau bisa dekat jendela atau lagi sepi penumpang apalagi rame dan ada anak-anak disitu.
Hematan mana rokok elektrik (POD dan MOD) atau rokok konvensional?
Rokok elektrik lebih irit? Jika membandingkan hasil hitungan menemukan bahwa merokok dengan menggunakan rokok elektrik dan rokok konvensional ternyata lebih ekonomis rokok elektrik.Â
Rokok konvensional bisa menghabiskan 800 ribu rupiah lebih dalam satu bulannya, sementara rokok elektrik POD hanya 100 ribu rupiah perbulan. POD setiap minggu itu ganti catride bahkan tidak sampai seminggu, sedangkan MOD, hanya beli liquid saja setiap bulan (coil, kapas tahan selama satu bulan dan tidak gosong, kalau kapas itu sekali beli stoknya banyak jadi ya bisa sebulan lebih itu kapas tidak habis).
Bahaya mana rokok elektrik atau rokok konvensional?
Kedua produk ini sama-sama memiliki resikonya sendiri. Beberapa orang menyebutkan bahwa rokok elektrik jauh lebih bergaya dan lebih aman dibanding rokok tembakau. Namun, hingga kini pro dan kontra masih saja diperdebatkan bahaya rokok elektrik bagi tubuh.
Berikut ini adalah beberapa bahaya dari rokok elektrik yang perlu diketahui oleh masyarakat, diantaranya adalah:
1. Kandungan nikotin dalam rokok akan menimbulkan efek candu dan memicu depresi, napas pendek, kanker paru, kerusakan paru permanen, hingga kematian
2. Kandungan glikol pada rokok elektrik akan mengiritasi paru-paru dan mata, serta menimbulkan gangguan saluran pernafasan seperti asma, sesak nafas, hingga obstruksi jalan napas.
3. Diasetil atau penambah rasa pada rokok elektrik akan menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis selain itu zat ini lebih berbahaya jika dipanaskan dan dihirup. Menghirupnya dalam waktu lama menyebabkan penyakit paru (Bronchiolitis Obliterans), memicu terjadinya kanker.
Informasi bahaya penggunaan rokok elektrik diharapkan dapat memberikan kesadaran bagi masyarakat yang ingin berpindah dari rokok konvensional ke rokok elektrik karena Misinformation yang mengatakan bahwa rokok elektrik lebih sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H