Pagi ini dipenghujung bulan itu, waktu terasa mulai sirna oleh ocehan sang bidadari. Air langit pun tak menyapa lagi, entah ke mana ia berada. Mungkin sudah bosan mendengar penduduk bumi mengeluh ketika ia datang.Â
Memang sudah takdirnya ia tak menyapanya lagi. Menyentuh daun akasia yang tertiup angin rindu dan embun-embun pada kelopak daunnya.Â
"Sesekali aku menatap langit".
Memastikan akan rasa ragu dan rupanya langit masih bersih. Meski rasa gundah mulai membalut hatiku.Â
Kemanakah perginya air langit itu?Â
Tak lagi tampak memeluk dan membasahi bumi.Â
Mungkinkah dia kan kembali?Â
Menebarkan aroma basah pada alam raya....
Menyerukan ribuan angan ke angkasa raya?Â
Aku rindu....Â