Jika hening ku menusuk diri
Luluh riuh bayang kian menari
Mengurai angan melingkar duri
Jika hening ku penuh misteri
Memendam rasa di balik mentari
Jernihkan ingatan lamunan ku sendiri
Dalam keheningan lamunan teringat ayah tercinta dengan tawa, canda, amarah, senyuman kini sirna sudah.
Bahkan pada akhir hidupnya ia masih mengajak ku bercanda dan berpulang tepat sebelum hari raya itu tiba.
Ia berpulang selamanya saat semua orang mudik ke kampung halaman.
Mereka yang datang ke upacara pemakamannya adalah orang-orang yang rela sejenak meninggalkan sanak saudara.
Terima kasih kami yang tak terhingga untuk itu.
Pada hari itu pula kami merayakan hidupnya yang semarak dengan karya.
Karya-karyanya yang masih juga ia pikirkan, bahkan pada hari-hari awal di atas ranjang rumah sakit.
Samar ia berkata, "Aku harus sembuh.
Ada keinginan yang belum selesai."
Meski saat itu sisi kanan tubuhnya sudah mulai rapuh.