Mohon tunggu...
Ibnu Jandi LKP
Ibnu Jandi LKP Mohon Tunggu... -

DIR LKP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Budi Waseso Sebaiknya Memang Harus Dipecat karena Tidak Kesatria

16 Juli 2015   12:03 Diperbarui: 16 Juli 2015   12:10 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita tidak boleh menakar kapasitas kemampuan seseorang.

Manusia Indonesia dari sabang sampai merauke boleh mengkritik siapapun juga dan lembaga pemerintahan manapun juga, apalagi dia seorang sesepuh orang tua seperti Achmad Syafii Ma'arif. Kita tidak boleh menakar atau merendahkan kapasitas siapapun juga, jangan karena mentang-mentang anda seorang pejabat Kabareskrim Polri bahwasanya orang lain tidak pantas dan tidak berhak mengkritik dirinya karena tidak mempunyai kapasitas. Orang yang angkuh dan sombong bisa menjadi takabur atau bisa dilaknat oleh Allah Swt. Sebagai seorang pejabat Negara “Kabareskrim” atau seorang negarawan harus punya empati, etika, berjiwa besar, kesatria dan harus punya kesantunan kelembagaan.

Orang untuk mengerti hokum gak mesti dia menjadi sarjana hokum. Seorang sarjana hokum belum tentu menjamin bahwa dia mengerti akan masalah hokum.

Orang untuk menegakan hokum dan dapat mengerti masalah hokum gak mesti dia harus menjadi kabareskrim atau gak mesti dia menjadi seorang Budi Waseso. Dan Seorang Kabareskrim “Budi Waseso” belum tentu dia juga  mampu menegakan hokum, atau justru sebaliknya patut diduga kuat kabareskrimlah “Budi Waseso” orang yang tidak mampu menegakan masalah hokum sehingga menyebabkan hokum menjadi semakin carut marut di NKRI kita ini. Atau justru kabareskrim Budi Wasseso dapat diduga kuat sebagai seorang yang gemar melakukan kegaduhan di NKRI kita ini. Kalau kabareskrim “Baca Polri” adalah mampu megegakan hokum, maka tidak akan mungkin berdiri lembaga KPK, adanya lembaga KPK justru telah menunjukan lemahnya penegak hokum.

Orang mengkrtiki kinerja POLRI atau orang yang mengkritik dugaan amburadulnya kinerja kabarekrim Polri “Budi Waseso” tidak mesti harus menjadi seorang Achmad Syafii Ma'arif. Tapi kritikan dan masukan seorang Achmad Syafii Ma'arif adalah orang tua sekaligus tokoh nasional dan tokoh MUSLIM yang seharusnya dapat diterima secara santun, kesatri, arief dan bijaksana oleh seorang Kabarerskrim “Budi Wasseso” dan bukan malah menghinanya, manakrnya atau merendahkannya.

Kalau demikian adanya, maka dapat diduga keras seorang kabareskrim “Budi Wasseso” dapat dipandang bukan sebagai seorang negarawan. Dan diduga kuat Budi Wasseso sebagai kabareskrim yang picik, licik dan kerdil serta anti kritik, serta bertindak sewenang-wenang dan menyalahgunakan kewenangannya.

Pantasnya Budi Wasseso di copot dari jabatannya dan dilaporkan atas adanya dugaan kuat telah mencemarkan nama baik dan menghina  seorang Achmad Syafii Ma'arif sebagai seorang tokoh ulama besar dan seorang tokoh masyarakat dan seorang tokoh nasional.

BUDI WASESO SEBAIKNYA MEMANG HARUS DI PECAT DARI JABATANNYA KARENA DIA MEMANG TIDAK KESATRIA..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun