Pernahkah anda mendengar dongeng kancil kalah dengan kura-kura? Itu salah satu dongeng yang saya dengar sebelum tidur. Dongeng itu membawa kesan mendalam bagi saya karena menghancurkan fanatiisme saya terhadap si kancil yang terkenal cerdik. Kalau anda belum pernah mendengar, dengan senang hati saya tulis cerita ini buat anda.
Konon, setelah berhasil menyeberangkan seekor lembu dengan mengelabui buaya, kancil menari dan menyombongkan diri di sepanjang sungai. Sungai ini jelas bukan sungai ciliwung yang penuh sampah dan bau, karena di sungai ini banyak berdiam kura-kura. Mendengar kesombongan si kancil, raja kura-kura menjadi gatal dan ingin mengerjai kancil. Didatanginya si kancil dengan kepala menjulur tegak untuk menandingi kesombongan kancil.
"Hei hewan sombong, aku telah mendengar sepak terjangmu mengalahkan buaya. Sekarang aku tantang, mampukah kamu mengalahkan aku?" tanya kura-kura dengan pongah.
Si kancil tertawa bergelak.
"Hahahaha...apa yang kamu andalkan untuk mengalahkanku? Otakmu kecil dan bodoh. Tubuhmu lemah. Gerakanmu lambat tidak secepat lariku. Hanya batokmu saja yang keras bagai batu."
"Boleh kau ejek aku. Tapi aku menantangmu lomba adu cepat."
"Adu cepat? Apa kamu tidak sedang bermimpi, kawan? Hahahaha."
"Tidak usah terlalu banyak bicara. Jawab saja, berani atau tidak?"
Mendengar kenekadan kura-kura, kancil jadi bingung. Baru kali ini ia memeras otak dan tidak habis pikir, apa yang diandalkan kura-kura hingga berani menantangnya adu cepat.
"Berani atau tidak?" bentak kura-kura.
"Baik! Kapan kita mulai. Sekarang, besok, atau lusa sama saja. Kamu tidak akan dapat mengalahkanku!" jawab kancil pongah.