Mohon tunggu...
Janaku Indonesia
Janaku Indonesia Mohon Tunggu... -

Busana muslim online

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manfaat Asi bagi Ibu dan Bayi

5 September 2015   11:34 Diperbarui: 5 September 2015   11:34 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi seorang ibu yang baru melahirkan bayi, menyusui sang buah hati dapat memberikan banyak manfaat seperti mengatasi masalah pencernaan, menjaga berat badan, mengurangi stres, serta memberikan perlindungan terhadap infeksi yang bisa terjadi pada bayi. Menyusui memiliki sejumlah manfaat bagi ibu dan bayi, menurut Pei Ching Chuah, Koordinator Program Kesehatan dan Informasi di World Alliance for Breastfeeding Action.

Manfaat ASI
ASI adalah lebih dari sekadar makanan. ASI merupakan jaringan hidup dengan banyak faktor kekebalan tubuh yang secara terus-menerus akan memberikan perlindungan aktif terhadap infeksi ketika tubuh bayi belum bisa melindungi dirinya sendiri.

“Selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, seorang ibu memberikan imunisasi ideal untuk bayinya dengan kolostrum, cairan susu, yang kaya akan antibodi. Jumlah kolostrum memang tidak banyak, tapi jumlahnya persis apa yang dibutuhkan bayi pada saat ini.” Anak yang mendapatkan ASI akan jauh lebih sehat.

“ASI mengandung energi, protein, vitamin, air dan nutrisi lain dengan jumlah yang tepat untuk bayi selama enam bulan pertama kehidupan,” katanya.

Chuah menambahkan bahwa bayi yang baru lahir dan mendapatkan ASI memiliki kemungkinan yang kecil untuk terkena masalah pencernaan, mengalami mengi (bengek) dan bronkitis, serta jarang sakit. Selain itu bayi yang mendapatkan ASI lebih kecil kemungkinannya untuk menderita alergi dan mengembangkan infeksi telinga.

“Selama ibu menyusui, ASI mereka akan terus memberikan si bayi antibodi dan zat pelindung lain yang dapat melawan dan menangani penyakit,” kata Chuah.

Manfaat Menyusui Bagi Ibu

Pemberian ASI eksklusif segera setelah si bayu lahir akan menurunkan risiko ibu untuk kelebihan perdarahan pasca-melahirkan dan anemia. Setelah ibu dan bayi mulai terbiasa dalam proses menyusui, maka menyusui bisa mengurangi stres ibu serta menjaga bayinya tetap sehat dan cukup gizi. Chuah menggatakan bahwa ASI eksklusif bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh ibu, membantu menunda kehamilan baru, dan mengurangi kebutuhan insulin pada ibu diabetes.

“Dalam jangka panjang, menyusui dapat membantu melindungi ibu dari kanker payudara dan ovarium, serta tulang rapuh.”
Makanan untuk ibu menyusui

Chuah mengatakan bahwa makanan yang sehat bagi ibu menyusui adalah yang bervariasi, seimbang, dan alami. Seorang ibu menyusui harus mengonsumsi makanan sehat namun bervariasi dari beberapa kelompok makanan berbeda.

“Tidak perlu mengecualikan jenis makanan tertentu. Sebaliknya, kuncinya adalah harus seimbang. Sertakan sedikit dari kelompok makanan tersebut, dalam proporsi yang sehat.”

Makanan alami dapat meningkatkan kondisi tubuh ibu menyusui ke arah yang lebih baik.

Kelompok utama makanan yang harus dimasukkan dalam program diet ibu menyusui adalah meliputi banyak cairan, sayuran segar dan buah-buahan, ragam biji-bijian, makanan berprotein baik dari sumber hewani ataupun nabati, serta lemak dalam jumlah kecil.

“Jika anda memiliki riwayat kesehatan berupa alergi, anda perlu hati-hati terhadap makanan yang anda konsumsi,” kata Chuah. Ibu menyusui juga harus menghindari alergen, salah satu pemicu alergi, selama kehamilan dan menyusui.

“Jika anda melihat bayi anda bereaksi buruk setelah anda makan sesuatu, mungkin hal terbaik yang bisa anda lakukan adalah berhenti mengonsumsi makanan tersebut untuk sementara waktu.”
Berat badan ibu setelah bayi lahir

Salah satu kekhawatiran ibu hamil yang paling umum tentang kehamilan adalah masalah berat badannya setelah si bayi lahir. Namun dengan menyusui, berat badan bisa berkurang. “Untuk sebagian wanita, menyusui akan membantu mempermudah menurunkan berat badan, karena kalori juga ikut terbakar,” kata Chuah. Sebaliknya, ibu yang tidak menyusui akan kesulitan untuk menurunkan berat badannya dan hanya akan mengandalkan diet ataupun olahraga. Ibu menyusui cenderung turun berat badannya saat bayi mereka memasuki usia 3 hingga 6 bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun