Untuk merebut simpati rakyat, Golkar butuh citra yang baik, citra dari pemimpin yang tidak bermasalah dengan integritas dan kasus-kasus yang terkait dengan korupsi. Jika tidak, hasil dari Munaslub Bali juga akan sama saja dengan yang sebelum-sebelumnya.
Faktor kuncinya adalah prinsip prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT). Ini kunci utama Golkar tampil dengan wajah baru. Visi misi menjadi sangat penting, tetapi yang tak kalah penting soal PDLT ini.
Rekam jejak silahkan diunggah masing-masing kandidat, timses dan siapapun yang tahu masing-masing rekam jejak kandidatnya. Satu prinsip yang tak bisa diulang hanyalah prinsip tidak tercela, prinsip ini harusnya yang paling dikedepankan. Kandidat yang paling tidak tercela adalah yang paling pas memimpin Golkar di era yang baru ini.Â
Di luar 2 nama tersebut, Airlangga Hartanto dan Mahyudin sepertinya bisa jadi pilihan Golkar dan para pemilih dari DPD 1 dan 2. Eka Sapta dan Eka Tri ala Airlangga Hartanto serta 4 Strategi konsolidasi internal menyeluruh, kaderisasi, rebranding, dan menyukseskan pembangunan nasional ala Mahyudin bisa jadi alternatif bagi Golkar. Jika Airlangga dalam akun twitternya sudah melakukan komunikasi dengan beberpa kandidat seperti IBU, SYL dan PBS untuk membangun poros baru.
"kami mungkin akan menjadi poros tengah, telah menjalin komunikasi a.l dengan SYL, IBU, @PriyoBudiS," kata @airlangga_hrt.
Akan menarik jika AH dan MM bisa juga menggabungkan diri jadi poros bersih tak tercela. Poros ini penting untuk membangun citra Golkar, meraup suara pada Pilkada serentak 2017 Â dan 2018 serta bersiap menuju gelanggang Pilpres dan Pileg bersama 2019. Keduanya memiliki peluang :D
AH yang sudah memulai perlu lebih jauh mendalami poros bersih tak tercela tersebut. Konsensu harus dibangun cepat, pembicaraan harus segera dituntaskan. Kesempatan bagi Golkar Baru yang Progresif sangat terbuka, peluang itu ada kini....
Semoga peserta Munaslub juga realistis dengan bayangan masa depan Golkar. Golkar harus dipimpin kader yang memiliki integritas dan tak tercela. Setidaknya tidak pernah dipanggil KPK.
Pengalaman Golkar memiliki Ketua DPR RI yang bermasalah harus jadi pelajaran. Golkar akan tersibukkan dengan urusan citra Ketum yang Tercela, Korup dan Bermasalah. Jangan korbankan kader untuk sekedar jadi tameng integritas Ketum yang memble. Golkar butuh Ketum Bersih tak TERCELA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H