Mohon tunggu...
Janaka "Jak" Linglung
Janaka "Jak" Linglung Mohon Tunggu... lainnya -

bapak dari satu anak yang suka makan ketoprak :D\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Transjakarta Nasibmu?

9 April 2014   20:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:52 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Transjakarta, salah satu moda transportasi primadona warga Jakarta. Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption]

Sejaman yang lalu melalui akun @TMCPoldaMetro dilaporkan Bus Trans Jakarta gangguan di depan RSCM sedang penanganan oleh Teknisi. Kemarin pagi melalui akunnya  @sancelim juga melaporkan kejadian tidak enak soal bus Trasnjakarta  “Ya. Bus @BLUTransJakarta tetap beroperasi meskipun pintunya rubuh sekalipun. Bus yang baru pada kemana?" kicau Sanca Lim sekitar pukul 07.16 pagi.

Siang harinya, 8 April, Bus Transjakarta dilaporkan mengalami kebarakan parah di Pasar Rumput. Dan anda semua warga Ibukota pasti tahu permasalahan besar Bus TJ. Soal bus karatan itu, bus yang entah kenapa membawa petaka bagi BLU TJ sendiri. Siapakah yang korupsi dan bermain, semoga KPK bisa mengusutnya sampai tuntas.

Busway atau Bus Rapid Transit (BRT) telah banyak berkembang di kota-kota besar di dunia. BRT adalah satu bentuk angkutan berorientasi pelanggan dan mengkombinasikan stasiun, kendaraan, perencanaan dan elemen-elemen sistem transportasi pintar ke dalam sebuah sistem yang terpadu dan memiliki satu identitas unik.

Ciri-ciri Bus Rapid Transit  termasuk koridor busway pada jalur terpisah – sejajar atau dipisahkan secara bertingkat - dan teknologi bus yang dimodernisasi. Meskipun demikian, terlepas dari pemilahan busway, sistem BRT secara umum meliputi:

· Menaikkan dan menurunkan penumpang dengan cepat

· Penarikan Ongkos yang efisien

· Halte dan stasiun yang nyaman

· Teknologi bus bersih

· Integrasi moda

· Identitas pemasaran modern

· Layanan pelanggan yang sangat baik

Kenyaman tersebut membuat banyak kota membangun moda transportasi BRT.  Kolombia yang mungkin kita sangat kenal bagaimana keberhasilanya. Padahal masih banyak lagi kota-kota yang membangun Busway dan sukses.

Porto Alegre, Brazil Porto Alegre, Brazil, telah menunjukkan bahwa  BRT dapat dibangun dengan biaya yang relatif rendah. Dalam kasus ini, dilaporkan bahwa sistem dibangun dengan biaya kurang dari US$ 1juta per km. Kota ini memiliki 17 terminal transfer bus, 27 km busway berukuran sedang, dan 1 km jalur bus, sepanjang 5 rute melingkar  (Meirelles, 2000).

Jepang juga memandu program Manajemen Permintaan Transportasi 16 kota, dimana 8 kota di  dalamnya tengah membangun prakarsa pengembangan bus.

Di Amerika Serikat, 17 program awal kota tengah berkembang dengan sangat cepat, dan memperoleh keuntungan besar dari program penyebaran informasi nasional.  Sistem City Express Honolulu yang berhasil saat in itelah berkembang untuk menghubungkan sistem tersebut dengan layanan terpadu antar kota  yang disebut CountyExpress. Pittsburgh memulai program buswaynya pada tahun 1977 dan sekarang memiliki 3 lini busway eksklusif sejauh 26 kilometer.

Hasil-hasil dari program Bus Rapid Transit  Amerika Serikat mengagumkan, seperti terlihat dalam Tabel 2. Secara virtual dalam setiap kasus, waktu perjalanan telah berkurang dan tingkat

1397023586747391150
1397023586747391150

Bagaimana dengan di Jakarta ?

Protes publik lebih kencang terhadap busway yang kini masih 12 koridor dari 15 yang ditargetkan. Busway juga belum menjadi solusi yang aman bagi pengguna layanan publik. Belum juga nyaman sehingga banyak pekerja masih menggunakan kendaraan pribadi maupun motor. Hasilnya kemacetan tidak banyak berubah.

Untuk itu, Jakarta perlu untuk mengubah cara untuk mengatasi kemacetan. Salah satu cara yang banyak dikembangkan kota-kota besar adalah transportasi massal berbasis rel. MRT dan Monorel. MRT kini mulai dibangun, tunggu giliran Monorel yang sedang revisi PKS. Solusi berbasis rel ini penting untuk mengatasi kemacetan dan memindahkan penumpang dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.

Ayooooo !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun