DI TIBAN*
Di Tiban, lembab-berhadap
Lelaki pucat,purnama nyingkap
Genangan dahaga yang tak habis-habis
Beribu puluh wirid-wirid
Seperti menyanyikan bilangan Tauhid
Rumpun sajak yang tak mati-mati
Di Tiban, bertemu hadap
Peluk lumat merengkuh-MU
Tiang itu makin kokoh menopang
Aku berhadap-menghadap
Lupa sejatinya hidup cuma berharap
Tuhan, Aku pelacur di tuba-tuba
Di Tiban, rumpun sajak satire amis
Buleleng, 02052012
*Sebuah masjid yang berada di Probolinggo
CATATAN AWAL JUNI
Guguran daun musim angin, pula
panasnya membakar aspal keluhan
Ini kami terpanggang bola
Oranye Jinggomania pilu tertahan
Ini bola sepak kami turut punya
Biarpun bara, sising dan sedia
Serak suara teriak terus lantang
Mimpi prestasi bukan cuma bayang
Ini bola sepak kami turut punya
Apa jadinya kami tanpa bola
Tak berbentuk, tak bisa apa-apa
Karena hanya ini yang kami suka
Ini gelanggang kami turut punya?
09062012
PROBOND-U?
AKU BELUM BERI JUDUL
Kupu-kupu berebut dikincup, Ia
terbang
Tahu mereka ingin mempermainkannya
Pada indah warna pelanginya
Ia tidak bodoh seperti yang kalian kira
14062012
Probolinggo : Perempuanku Bangkit
ORANG PESISIR PARSEAN
:Buat Semangkok buah hati
Orang nabur harap pada lautan
Menderit mesin tua pada buritan
Kencang ombak nguji keahlian
Kepalan lengan narik-sulur jaring penghidupan
Aku, Dia
Muntah diayun lautan
lagi, berapa jam ke tepian?
Pagi belumlah sampai, ujungnya masih
tak ngembun
Kenapa memaki bulan yang enggan
Pergi
Ah
Aku dan Dia
Muntah diayun lautan
Sepertinya pesisir bukan jawaban
Atas segala penasaran kehidupan
Hidup hanya menumpang kenangan
Lalu sia untuk dilupakan
17052012
Parsean, Randuputih, Dringu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H