Meski masih ngantuk karena begadang bersama Gilbert hingga pukul 4.30 pagi, dan meski sudah sekian minggu gak nulis opini, kali ini kucoba menganalisa berita hangat.
Budiman Sudjatmiko kunjungi Prabowo Subianto !
Budiman adalah satu dari 2 tokoh reformasi idola saya, selain Adian Napitupulu.
Dulu, diberita TVRI, di TV hitam putih, seorang mahasiswa dengan kacamata, tubuh kurus, berteriak "boikot Pemilu" sembari digiring oleh PM menuju mobil tahanan. Ibunya menangis, setelah mendengar vonis penjara pada anaknya.
Tapi, Budiman, demikian namanya, tidak gentar. Ia masih bisa berbicara terstruktur dalam bahasa inggris, saat diwawancarai oleh jurnalis asing, ditangga mobil tahanan itu.
Setiap ibu yang melihat kejadian itu, pasti berpesan agar anaknya nurut aja kata pemerintah, jangan sampai ditangkap seperti Budiman. Pun dengan mamak, yang selalu mengingatkan ku, agar jangan pernah ikut demo-demo, saat kuliah dulu. Pernah, ditahun 2008, saat ikut demo tolak UN, sambil membawa merah putih, wajahku nongol di koran SIB. Mamak langsung ngamuk gak karuan (padahal Orba udah tumbang)
Kembali ke Budiman.
Saat kekuasaan beralih, saat Orba tumbang, di era Pemerintahan Gusdur, Budiman Sudjatmiko dan kawan-kawan dibebaskan.
Kalau lah berpikir dengan nalar manusia pada umumnya, sosok yang paling dibenci oleh Budiman seharusnya adalah Soeharto dan keluarganya. Sosok yang membuat kuliahnya gagal, sosok yang hampir merebut nyawanya, dan sosok yang membuat ibundanya menangis tersedu-sedu melihat anaknya meringkuk dibalik jeruji besi, demi bangkitnya semangat reformasi bagi negeri ini.
Tapi, saat Budiman memutuskan masuk PDIP, kuliah keluar negeri, kembali ke Indonesia dan jadi Politisi, duduk menjadi legislator di Senayan, dan punya kekuasaan di negeri ini, ia tidak jumawa, ataupun balas dendam disaat ia bisa dan punya kesempatan.