Mohon tunggu...
Susilo B. Utomo
Susilo B. Utomo Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Lepas

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Money

Awas Pig Butchering, Hindari Rayuannya Agar Kita Tidak "Disembelih"

28 Oktober 2024   15:58 Diperbarui: 29 Oktober 2024   21:55 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pig Butchering, merayu menggemukkan dan menyembelih. (Ilustrasi Kompas)

Jaman medsos ini, jika ada orang yang baru kita kenal lalu dia tampil ekstra baik hati dan memesona dengan segala rayuannya, hati-hati jangan-jangan kita sedang jadi target pig butchering. Digemukkan lalu disembelih!

Apakah anda pernah mendapat DM dari seseorang yang tidak anda kenal sama sekali, dan biasanya dari luar negeri, yang menyatakan tertarik dengan foto yang anda upload di Instagram serta menanyakan di mana lokasi foto tersebut? Apakah anda pernah mendapat tawaran kerja freelance yang hanya diminta memberikan like di tik-tok lalu anda mendapatkan komisi? Apakah anda pernah mendapat permintaan pertemanan dari seseorang (biasanya lawan jenis) yang tidak anda kenal sebelumnya melalui medsos?

Meskipun tidak selalu, tetapi Inilah yang seringkali merupakan awal dari terjadinya pig butchering dan scam atau penipuan.

Apa itu pig butchering dan bagaimana modusnya?

Pig butchering secara umum adalah suatu skema penipuan yang belakangan ini lebih banyak terjadi di dunia digital. Pig butchering diawali dengan dibangunnya hubungan emosional oleh penipu kepada calon korbannya. 

Dalam hal ini penipu dengan segala bujuk rayuannya membangun kepercayaan kepada calon korbannya sehingga calon korban menjadi sedemikian percayanya kepada penipu sehingga tidak sadar pada akhirnya korban pun “disembelihnya” dalam arti diminta melakukan sesuatu yang merugikan dirinya.

Dalam hal seseorang menerima DM dari seseorang yang tidak dikenalnya sama sekali, dan biasanya dari luar negeri, yang menyatakan tertarik dengan foto yang anda upload di Instagram serta menanyakan di mana lokasi foto tersebut, biasanya kalau kita respon pesan DM-nya, maka selanjutnya akan terbangunlah komunikasi yang semakin akrab. 

Baca juga: Pilih HDD atau SSD?

Seiring dengan semakin akrab dan seringnya bertukar pesan, mulailah penipu berpura-pura minta bantuan untuk mencairkan uangnya di Bank. Atau bisa juga anda diminta untuk bergabung dalam investasi yang sesungguhnya bodong. 

Begitu anda transfer uang untuk turut berinvestasi, awalnya memang anda akan menerima bagian keuntungan seperti yang dijanjikannya. Karena hasil investasi telah anda terima sesuai janji, maka membuat anda semakin percaya sehingga menyetorkan lebih banyak lagi uang untuk berinvestasi dengan harapan akan semakin banyak keuntungan yang akan diterima. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya investasi yang telah anda sertakan, maka pelan-pelan janji memberikan bagian keuntungan mulai tidak tepat dan lama-kelamaan dia kan menghilang.

Dalam hal tawaran kerja freelance yang anda hanya diminta memberikan like di medos ataupun online shop,  lalu anda mendapatkan komisi, alih-alih mendapat komisi, mereka malah justru meminta anda untuk mentransfer uang sejumlah tertentu kepada para penipu tanpa kita sdasari sepenuhnya.

Sedangkan  permintaan pertemanan dari seseorang yang tidak anda kenal sebelumnya melalui medsos, biasanya penipu menggunakan foto profil lawan jenis dengan kita, maka jika kita menerim permintaan pertemanan tersebut, selanjutnya penipu akan mulai membangun hubungan emosi dengan kita. Penipu akan menampilkan dirinya penuh perhatian dengan kita. Penipu akan menciptakan jebakan hubungan romantis onlin dan janji asmara hingga akhirnya tidak sadar kita akan dengan tulus ikhlas dan rela mengikuti apapun permintaan dia. Termasuk dengan mudahnya kita mengeluarkan uang atau mentransfer uang kepada penipu akibat rayuannya.

Sejalan dengan semakin majunya internet dan maraknya hubungan pertemanan secara digital online, maka penipuan model pig butchering ini akan semakin banyak ragamnya.

Rasanya semakin sulit kita mengantisipasi kemunculan para penipu yang semakin hari semakin kreatif membuat bentuk-bentuk penipuan atau scam baru.

Oleh karena itu, penting bagi kia untuk selalu hati-hati dalam menggunakan medsos. Jangan mudah tergoda bujuk rayu orang. Seberapapun manisnya bujukan itu. Selalu gunakan logika akal sehat dalam mempertimbangkan segala hal. Karena jika itu terjadi, bisa jadi para penipu sebenarnya sedang “memelihara” dan “menggemukkan” kita yang selanjutnya kita akan “disembelihnya” alias ditipunya.

***

BACA JUGA:

Enaknya Jadi Digital Nomad
Pilih HDD atau SSD?
Tagar #Desperate: Jangan Obral Putus Asamu di LinkedIn
Wasit Dibayar!
Sering Ngomongin AI Alias Akal Imitasi, Yakin Sudah Paham?
Mana Lebih Penting, Makna atau Bahasa?
Paylater, Kemudahan atau Ancaman?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun