Mohon tunggu...
Susilo B. Utomo
Susilo B. Utomo Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Lepas

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Enaknya Jadi Digital Nomad, Mau?

14 Oktober 2024   13:36 Diperbarui: 29 Oktober 2024   22:07 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enaknya menjadi digital nomad dapat bekerja sambil berwisata. (Ilustrasi: Freepik.com)

Pernah dengar istilah digital nomad? Atau jangan-jangan anda malah salah seorang diantaranya?

Digital nomad adalah seseorang yang bekerja secara jarak jauh menggunakan teknologi digital. Konsep ini memungkinkan seseorang untuk tinggal di berbagai lokasi tanpa terikat pada kantor atau tempat kerjanya yanga menetap. Mereka bisa bekerja sebagai freelancer, pekerja lepas, atau karyawan dari suatu perusahaan yang beroperasi baik di kota yang sama, kota lain atau bahkan negara lain dan belahan duni manapun.

Lalu apa menariknya bagi para pekerja dan apa pula untungnya bagi perusahaan?

Fenomena digital nomad ini menjadi menarik, karena bagi perusahaan jelas ini suatu penghematan yang sangat signifikan untuk menekan biaya operasional perusahaan. Karena perusahaan  tidak lagi perlu menyiapkan ruangan kantor dan segala perlengkapannya yang tentu memerlukan biaya yang tentu tidak sedikit.

Sementara bagi karyawan, dengan gaya hidup digital nomad, dapat fleksibel memilih bekerja dimana sesuai yang diinginkan. Bisa di rumah, di hotel, di vila, di resor ataupun di co working space.

Dengan tidak terikatnya seorang karyawan dengan lokasi kantor atau pemberi kerjanya, maka para pekerja memiliki peluang yang sangat luas untuk menerima pekerjaan dari berbagai negara dan benua di belahan dunia manapun dibandingkan jika mereka harus bekerja secara terikat pada suatu lokasi kantor tertentu.

Dengan menjalani gaya hidup digital nomad, maka para pekerja dapat menyelaraskan dan menyeimbangkan kebutuhan pribadinya dengan tuntutan pekerjaannya. Mereka mempunyai fleksibilitas untuk mengatur dimana mereka harus tinggal dengan tetap dapat menyelesaikan pekerjaannya secara professional.

Keputusan dimana mereka tinggal, seringkali dipengaruhi oleh berbagai hal. Antara lain, insfrastruktur jaringan internet yang handal sehingga koneksi internet berkecapatana tinggi tersedia setiap saat tanpa gangguan. Karena bagi digital nomad, koneksi internet merupakan tulang punggung yang menghubungkan dirinya kepada dunia luar. Menghubungkan pekerja dan pemberi kerja tanpa perlu kontak fisik.

Baca juga: Pilih HDD atau SSD?

Selain infrastruktur internet, tempat wisata juga menjadi pertimbangan para pekerja dalam menenetukan dimana mereka akan tinggal. Karena bekerja dengan tetap menikmati wisata adalah cita-cita utama kaum digital nomad.

Namun biaya hidup juga tidak bisa diabaikan begitu saja sebagai salah satu pertimbangan.

Di kota wisata dengan infrastruktur internet baik, tetapi memiliki biaya hidup yang tinggi tentu bukan merupakan daya tarik untuk tinggal. Karena bagaimanapun meskipun mereka tetap ingin menikmati suasana berlibur di dalam penyelesaian pekerjaannya, tetapi tidak dapat dipungkiri, mereka juga pasti menginginkan selisih lebih antara penghasilan dan biaya hidup yang dibelanjakannya. Tanpa seslisih lebih, lalu apa yang dapat diperoleh untuk masa depan dan modal untuk digital nomad berikutnya.

Pemerintah Indonesia sendiri pada April 2024 telah memperkenalkan visa remote worket atau digital nomad visa untuk mendorong lebih banyak pekerja jarak jauh tinggal secara legal hingga satu tahun dengan perpanjangan yang memungkinkan. Program ini diharapkan membantu menciptakan pariwisata berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada kunjungan wisata singkat dan menarik komunitas global dengan masa tinggal lebih Panjang di Indonesia.

Melihat enaknya jadi digital nomad, bagaimana dengan anda? Tertarik untuk menjadi seorang digital nomad?

***

BACA JUGA:


Pilih HDD atau SSD?
Tagar #Desperate: Jangan Obral Putus Asamu di LinkedIn
Wasit Dibayar!
Sering Ngomongin AI Alias Akal Imitasi, Yakin Sudah Paham?
Mana Lebih Penting, Makna atau Bahasa?
Paylater, Kemudahan atau Ancaman?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun