baliho politisi yang dipasang oleh para politisi. Entah baliho politisi itu dipasang resmi oleh partainya atau dipasang dan dibiayai sendiri oleh politisinya itu sendiri. Atau bisa jadi juga dibiayai oleh para sponsornya?
Beberapa hari belakangan ini, jagat media kita diramaikan dengan pro dan kontra tentang kemunculan berbagaiMengapa bisa disebut baliho politisi? Ya, karena memang konten yang diiklankan adalah tentang iklan  politisi. Bukan iklan rokok, bukan iklan properti. Dan sebagian besar baliho politisi yang saat ini marak adalah iklan tentang diri pribadi. Baik tujuan untuk menjadi presiden, anggota legislatif maupun tujuan politik lainnya.
Iklan adalah media informasi yang dibuat dengan cara tertentu untuk menarik konsumen yang memiliki karakteristik tertentu dan persuasif, sehingga konsumen secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pengiklan.
Lalu bagaimana dengan iklan politisi?
Iklan politisi atau lebih spesifiknya dalam pembahasan kita ini adalah baliho politisi, sejatinya juga merupakan iklan komersial biasa. Meskipun tidak menjual produk berupa barang atau jasa, namun iklan ini tetap meminta dukungan suara dari masyarakat selaku konsumen untuk membeli produk iklan politisi tersebut dalam bentuk memilihnya pada saat pemilihan umum.
Menurut Robert Baukus, seorang pakar komunikasi, secara umum membagi iklan politik menjadi empat macam, yaitu iklan serangan, iklan argumen dan iklan identitas.
Iklan serangan, merupakan iklan yang ditujukan untuk mendiskreditkan lawan. Iklan argumen, yaitu iklan politik  yang memperlihatkan kemampuan para kandidat untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi. Sedangkan iklan identitas adalah iklan politik yang memberi pemahaman siapa sang kandidat kepada para pemilih.
Merujuk pada pendapat Robert Baukus ini, baliho politisi  yang sedang ramai sekarang ini nampaknya termasuk pada golongan ketiga, yaitu iklan identitas. Dimana dalam baliho politisi tersebut, pengiklan membujuk para konsumen calon pemilih agar memilihnya.
Sebagaimana kita ketahui, dunia saat ini telah mengalami disrupsi yang sangat luar biasa di segala bidang, termasuk dalam bidang media dengan munculnya teknologi digital dan berbagai produk turunannya.
Dengan adanya disrupsi ini, banyak orang meragukan apakah media baliho untuk memasang iklan politik masih bermanfaat, relevan dan efektif dalam mengkomunikasikan visi partai kepada para konsumen calon pemilihnya?