Topik apa yang paling trending akhir-akhir ini?
Tagihan Listrik!
Kenaikan harga, pada galibnya memang tidak akan pernah disukai oleh konsumen. Seberapapaun dia cinta pada produk itu. Atau bahkan seberapa terpaksa dia harus terima dan menggunakan produk itu karena tidak ada pilihan lain. Contohnya PLN.
Namun kenaikan tagihan listrik ini ceritanya unik.
Kenaikan  tagihan listrik ini menurut PLN bukanlah karena adanya kenaikan tarif,  tetapi karena pihak PLN tidak bisa mendatangi rumah pelanggan untuk mencatat nomor stan meter listrik sehingga digunakan perhitungan rata-rata. Lho, dia yang enggak bisa kok jadi pelanggan yang harus nanggung kenaikannya?
Sabar, jangan ngegas dulu.
Bagaimanapun untuk bisa menghitung berapa tagihan listrik yang harus dibayar pelanggan, maka PLN harus mengetahui berapa KWH yang dipakai pelanggan. Rumus untuk menghitungnya adalah meter KWH sekarang dikurangi meter KWH bulan lalu. Angka stan meter KWH terakhir inilah yang PLN enggak bisa dapatkan, karena angka ini biasanya diperoleh dengan cara melihat dan mencatat angka stan meter setiap pelanggan di rumah masing-masing. Â Tidak dapat dilakukannya proses pencatatan angka stan meter oleh petugas PLN ini akibat adanya pandemi Corona yang mengakibatkan adanya pembatasn sosial.
Dengan tidak memungkinkannya petugas PLN mendatangi rumah pelanggan sebenarnya PLN sudah menempuh cara lain yaitu minta bantuan pelanggan agar secara aktif melaporkan angka stan meternya kepada PLN. Cara ini sebenarnya cukup baik, hanya saja PLN lupa menghitung, berapa persen sih respon rate masyarakat kita untuk hal-hal yang begini? Coba cek, sensus penduduk yang dilakukan secara online baru-baru ini juga, apakah anda juga sudah ikut mengisinya secara online?
Lalu untuk masyarakat yang tidak mengirimkan angka stan meter listriknya, Â bagaimana PLN akan melakukan perhitungan tagihannya? Ini juga belum tersampaikan kepada masyarakat pelanggan.
Saya tidak berhasil mencari rujukan apakah terhadap pelanggan yang mengirimkan data angka stan meternya, maka perhitungan tagihan semua pelanggan menggunakan dasar itu. Tetapi yang jelas seorang teman menulis status di facebook dan mengatakan tagihan listriknya tidak berdasarkan angka stan meter yang telah dengan susah payah dia kirimkan.
Info yang beredar, perhitungan tagihan pelanggan listrik adalah menggunakan rata-rata dari tagihan tiga bulan terakhir. Tak pelak lagi, akibatnya banyak media mainstream maupun media sosial yang memuat keluhan masyarakat atas kenaikan tagihan listrik ini, itu juga kalau tidak mau dibilang umpatan. Pasalnya, ada masyarakat yang telah mengirimkan data angka stan meter, tetapi perhitungan tagihannya ternyata tidak berdasarkan data itu. Lalu apa gunanya masyarakat diminta mengirimkan data itu?
Inilah kesalahan pertama PLN nomor satu.
Kesalahan nomor dua yaitu diragukannya penggunaan rumusan tagihann rata-rata tiga bulan terakhir untuk menghitung tagihan sekarang. Metode rata-rata ini sebenarnya  cukup fair baik bagi masyarakat maupun bagi PLN. Tetapi yang sulit dipahami oleh masayarakat adalah  mengapa tagihannya jadi naik dibanding bulan sebelumnya?
Beberapa komentar di medsos mengeluhkan yang tagihannya semula 500 ribu menjadi 800 ribuan.,Ada yang semula 400 ribuan meningkat menjadi sejutaan. Masyarakat gagal paham bagaimana cara PLN menghitungnya. Kalau menggunakan metode rata-rata, pasti hasil hitungnya adalah diantara angka tagihan tertinggi dan tagihan terendah dari tagihan tiga bulan terakhir. Bukan angka dari antah berantah.
PLN harusnya sadar. Pandemi sudah membuat semua orang susah. PLN juga susah tidak bisa mendatangi rumah pelanggan untuk mencatat stan meternya, atau ini justru menguntungkan karena jadi tidak perlu bayar honor petugas pencatat?
Kalau PLN tidak bisa melakukan tugas dan kewajbannya untuk menatat stan meter pelanggan, alangkah bijaknya juga kalau minta maaf keapda masyarakat, dan bukan malah membebani tagihan yang lebih tinggi.
Kalau PLN mau lebih arif lagi, sebenarnya cukup menggunakan metode tagihan terendah dalam tiga bulan atau bahkan enam bulan terakhir. Dengan kebijakan ini pelanggan pasti merasa puas karena tidak akan ada tagihan yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Pandemi sudah bikin masyarakat susah.
Mari, jangan kita bikin mereka susah lagi.
[Bandung, 10 Juni 2020]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H