Mohon tunggu...
Jamrin Abubakar
Jamrin Abubakar Mohon Tunggu... Jurnalis - wartawan

Penulis sejarah dan budaya yang beraktivitas di Donggala

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PADDONGGALAE: Serpihan Sejarah Yang Hilang

24 Januari 2025   11:07 Diperbarui: 24 Januari 2025   15:33 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rencana desain cover buku PADDONGGALAE (Desain Ari Tulank)

SEKAPUR SIRIH DARI PENULIS (Persiapan Terbit)

Kota Donggala memiliki identitas kultur urban dan sumber perekonomian dari jasa pelabuhan telah membentuk kebudayaan modern. Beragam peradaban bangsa luar bertransformasi melalui pelayaran dan perdagangan dengan titik temu di Pelabuhan Donggala. 

Dari pelabuhan itu banyak peristiwa sosial budaya pernah lahir, tumbuh dan berkembang kemudian hilang dalam lintasan sejarah. Pertemuan antarkebudayaan penduduk setempat dengan bangsa asing saling membaur hingga melahirkan kebudayaan baru setelah beradaptasi. Rentetan peristiwa sejarah budaya manusia cukup panjang menjadi daya tarik berbagai sisi dapat dijadikan bahan literasi agar memori kolektif bisa terawat.

Berkaitan dengan latar itu, penulis menampilkan sejumlah artikel yang terpisah ibarat serpihan, tapi dengan tema yang sama terkait sejarah dunia maritim. Kumpulan tulisan ini terbadi dalam lima bagian dengan judul pokok Paddonggalae. Secara lokal dapat dimaknai seorang atau sekelompok orang yang pergi atau kembali dari kota Donggala melalui pelayaran. Pada masanya, hampir semua kampung di pesisir Pantai Barat Sulawesi pernah memiliki perahu layar atau kapal motor melakukan pemuatan kopra atau hasil bumi lainnya ke Donggala. Sebaliknya membawa barang-barang produksi untuk diperdagangkan kembali di daerah asal. Para pelaut asing pun sesungguhnya mereka dikategorikan Paddonggalae.

Ilustrasi kapal layar zaman dahulu yang sering berlabuh di Donggala (gambar Tanwir Pettalolo)
Ilustrasi kapal layar zaman dahulu yang sering berlabuh di Donggala (gambar Tanwir Pettalolo)

Selain membahas khazanah sejarah dan budaya secara lokal, penulis menampilkan catatan yang terkait dengan interaksi negara-negara asing. Bagaimana petualang-petualang Eropa hingga bajak laut dan pedagang menjadikan Donggala tujuan kunjungan. Dari kota ini banyak orang pernah bepergian dan pulang melalui pelabuhan termasuk ketika menunaikan ibadah haji.

Tidak kalah menarik ditampilkan kembali adalah sejarah perdagangan candu (opium), budak, rempah-rempah, hasil hutan, kopra dan jaringan pelayaran. Di antara komoditi tersebut, yang terbanyak dan cukup rutin diperdagangkan pada masa kejayaan Donggala adalah kopra, ibarat jantungnya pelabuhan melibatkan orang banyak.

Pada tulisan bagian terakhir ditampilkan di buku ini tentang riwayat 21 mandor cukup populer yang pernah berkiprah di Pelabuhan Donggala. Bukan berarti itu saja dianggap penting, melainkan masih banyak yang lain, hanya saja baru sebatas ini penulis bisa tampilkan. Kisah-kisah dalam buku ini memiliki rententan sejarah maritim dunia menunjukkan kalau Donggala telah dikenal secara luas dalam dunia maritim.

Sebuah tulisan tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan tidak sesuai harapan pembaca. Termasuk buku ini penulis yakin tak luput dari kekurangan, sehingga peran pembaca sangat penting untuk melakukan kritik yang lebih baik lagi.

Selamat membaca Paddonggalae: Serpihan Sejarah Yang Hilang.

Donggala, 2025

Jamrin Abubakar

penulis

 

 

 

 

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun