Sebelum rombongan diarak berjalan menuju ke tempat yang disediakan, lebih awal upacara disiapkan. Pettatua alias Tuan Haji memimpin penjemputan ditandai pembentangan kain tenun panjang warna-warni bergaris lurus. Jenis kain ini biasa dijadikan hiasan dinding atau sekat terbuat dari bahan kapas bercampur sutra buatan India. Kain panjang itu dibentangkan dan melingkari rombongan selama diarak dari pelabuhan hingga ke kediaman Putri Donggala.
Pettatua melantunkan syair dan pantun pada tamu rombongan dari Mindanau. Saling berhadapan dan berbalas syair diucapkan pula oleh tetua Mindanau. Tujuh penari berpakaian hitam mengayunkan tombak dan parang seraya berteriak dengan suara melengking.
Hentakan kaki dan badan memutar sesekali mengiringi langkah para tamu. Suara tambur bertalu-talu mengiringi tarian heroik itu disaksikan ratusan warga kota. Hiruk pikuk atraksi sangat meriah di jalan utama sejak dari pelabuhan.
Saat tiba di halaman rumah yang dituju, beberapa tetua negeri berjejer memberi sambutan naik ke rumah. Dari beranda depan hingga ruangan dipenuhi hiasan dinding warna-warni berjumbai.
Ibu-ibu berusia tua dengan pakaian merah dan kuning dilengkapi sarung sutra menghamburkan beras kuning pada seluruh tamu. Sebuah pilingan kain tenun sutra dan kapas diulurkan ke tangan Syariful lalu diarak menaiki tangga rumah.
Tetua negeri kembali melontarkan syair berisi pesan kesyukuran dan kegembiraan menerima tamu-tamu dari negeri seberang. Sebaliknya sesepuh Mindanau membalas sayair mengisahkan suka-duka pelayaran menaklukkan gelombang selama berhari-hari. Kini, semua kelelahan itu, kata sang tetua buyar sudah saat kaki diinjakkan di Donggala, kota yang namanya masyhur.
Beberapa hari kemudian, pesta digelar di alun-alun kota. Atraksi tarian ditampilkan selama dua hari dua malam. Puluhan ekor sapi tumbang buat masakan berbahan rempah-rempah Nusantara hingga aromanya tercium ke segala penjuru mata angin. Ahli-ahli masak di kota itu berkumpul meracik aneka menu yang lezat.
Ratusan tamu berdatangan memeriahkan kebahagiaan sang putra Mindanau dengan putri Donggala. Kedua pasangan pengantin bermahkota emas dan permata berjumbai. Ratusan lembar kain sutra berkilauan menghiasi arena pesta pernikahan.
***
Usai pesta. Beberapa hari berlalu, rombongan keluarga Mindanau bertolak ke negerinya. Pasangan pengantin baru masih menetap di Donggala. Puluhan kerabat pengantin wanita ikut mengantar tamu sampai di pelabuhan.
Peti-peti dari Mindanau diisi kembali. Berlembar-lembar kain sutra buat cenderamata bagi tamu yang kembali ke Mindanau.