Mohon tunggu...
Jam'iyatus Sholichah
Jam'iyatus Sholichah Mohon Tunggu... -

mahasiswa psikologi UIN MALIKI Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tawuran Antar Pelajar yang Dianggap Remeh

6 Juni 2014   18:34 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:01 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perubahan menurut saya adalah proses dimana sesuatu apapun menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Indonesia saat ini banyak sekali melakukan sebuah perubahan, namun sayangnya masalah yang satu sering diremehkan. Mulai zaman orang tua saya kecil sampai saya sudah besar, pertengkaran antar pelajar sering kali terjadi. Terutama pelajar SMA, mereka yang sedang mengalami masa pubertas. Bagi mereka istilah “siapa kuat dia menang dan siapa lemah dia kalah” itu merupakan pembuktian kekuatan dan kekuasaan antar pelajar di setiap sekolah. Alasan mereka gemar bertengkar dengan pelajar sekolah lain sangat sepele dan aneh. Ada yang temannya dihina oleh pelajar lain, ada yang dendam karena diputus pacarnya dan pacarnya berpacaran dengan pelajar di sekolah lain, dan masih banyak lagi.

Mereka melakukan tawuran karena solidaritas, katanya. Ada yang tidak tahu apa masalahnya, mereka langsung saja ikut-ikutan tawuran. Lebih parahnya lagi, pihak sekolah maupun aparat seringkali membiarkan hal itu terjadi. Tidak ada tindakan yang tegas jika para pelajar melakukan tawuran. Bahkan tawuran juga sudah membudidaya.

Sekitar satu tahun yang lalu, ada tawuran pelajar secara besar-besaran sehingga menyebabkan beberapa pelajar luka parah dan tewas. Saat hal ini terjadi, pihak sekolah, aparat , pemerintah turun tangan untuk mengatasi masalah tersebut, seakan-akan mereka merupakan pahlawan. Sayangnya pahlawan yang kesiangan. Baru ada hal yang berdampak besar, mereka bergerak. Lalu dimana mereka sebelumnya. Seharusnya sekecil apapun masalahnya walaupun tidak berdampak buruk yang sangat besar, kita sudah harus waspada. Mulai dari lingkungan keluarga yang membatasi jam bermain anak sepulang sekolah, pihak sekolah yang menetapkan peraturan-peraturan yang tegas mengenai tawuran dan aparat yang menjaga dan mengayomi masyarakat terutama pelajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun